Kamis 23 Jul 2020 14:44 WIB

Soal Haji Terbatas, WHO Singgung Soal Vaksin Belum Siap

Soal Haji Terbatas, WHO Singgung Soal Vaksin Belum Siap.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Soal Haji Terbatas, WHO Singgung Soal Vaksin Belum Siap. Foto: Kegiatan umroh dan haji tutup total. Ilustrasi
Foto: Amr Nabil/AP
Soal Haji Terbatas, WHO Singgung Soal Vaksin Belum Siap. Foto: Kegiatan umroh dan haji tutup total. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pandemi Covid-19 di seluruh dunia telah melonjak dan melewati angka 15juta kasus. Laju pandemi semakin meningkat meskipun negara-negara di dunia, dengan respon berbeda, berusaha menahan penyebaran virus tersebut.

Amerika Serikat, memiliki jumlah kasus tertinggi di dunia dengan 3,91 juta infeksi. Presiden Donald Trump memperingatkan, "Sayangnya, penyebaran virus mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik".

Baca Juga

Dilansir di News Hub, jumlah resmi kasus virus Covid-19 setidaknya tiga kali lipat dari jumlah penyakit influenza berat yang dicatat setiap tahunnya. Lebih dari 620.000 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Di sisi lain, pelaksanaan ibadah haji tahun ini tampaknya membawa kesedihan bagi banyak Muslim di seluruh dunia. Mereka dicegah melakukan perjalanan ke Arab Saudi karena pemerintah memutuskan melaksanakan ibadah haji dengan jumlah terbatas.

Meski demikian, keputusan Saudi untuk menghormati staf kesehatan dan keamanan setempat yang berada di garis depan perjuangan melawan virus Covid-19, mendapat pujian dunia.

Untuk pertama kalinya di era modern, di tengah upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19, umat Muslim dari luar negeri tidak dapat melaksanakan ibadah haji.

Ziarah tahunan kali ini dibatasi untuk sekitar 10.000 peziarah yang tinggal di dalam Arab Saudi. 70 persen di antaranya merupakan warga asing di Kerajaan Saudi.

30 persen sisanya akan diambil dari pekerja kesehatan dan personel keamanan Saudi yang telah pulih dari Covid-19. Kebijakan ini diambil sebagai tanda terima kasih kerajaan atas pengorbanan mereka.

Sementara itu, para peneliti telah berusaha membuat "kemajuan yang baik" dalam mengembangkan vaksin melawan Covid-19. Beberapa calon potensial vaksin ini dinilai membutuhkan sedikit percobaan tahap akhir.

Di luar berita baik ini, seorang pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, penggunaan pertama vaksin Covid-19 tidak bisa diharapkan sampai awal 2021.

"Kami telah membuat kemajuan yang baik," kata Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, dilansir di News Hub, Kamis (23/7).

Ia mencatat beberapa temuan vaksin saat ini dalam fase uji coba fase tiga. Sejauh ini tidak ada yang gagal dalam hal keamanan maupun kemampuan untuk menghasilkan respons kekebalan.

"Secara realistis tahap akhir diperkirakan akan terjadi di bagian pertama tahun depan, sebelum kita mulai melihat orang-orang mendapatkan vaksinasi," katanya. 

Sumber:

https://www.newshub.co.nz/home/world/2020/07/coronavirus-latest-on-covid-19-from-around-the-world-thursday-july-23.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement