Ahad 23 Aug 2020 21:58 WIB

Mendamba Masjid 'Ramah Wanita'

fasilitas untuk jamaah wanita kurang memuaskan.

Rep: Wachidah Handasah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mendamba Masjid Ramah Wanita (ilustrasi).
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO
Mendamba Masjid Ramah Wanita (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebuah keinginan besar terpatri di benak Muslimah di beberapa belahan dunia. Mereka menginginkan akses yang lebih besar terhadap masjid. 

''Banyak Muslimah bertanya, mengapa banyak masjid kurang mengakomodasi kebutuhan wanita, termasuk dalam hal arsitekturnya?'' kata Fiyaz Mughal, pendiri sekaligus direktur Faith Matters, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di Inggris.

Pertanyaan itu mulai muncul sekitar 10 tahun terakhir. ''Sekarang, perubahan harus benar-benar dilakukan,'' ujarnya seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency.

Mendamba akses yang lebih besar terhadap masjid tak hanya disuarakan oleh Mughal. Hatice Eser, mahasiswi Turki, menyuarakan hal yang sama. ''Sebagian besar waktu saya habis di luar rumah. Itu artinya saya butuh tempat untuk shalat,'' kata Muslimah berusia 21 tahun ini.

 

Di kota tempat tinggalnya, Istanbul, kata Eser, tak sulit menemukan masjid. ''Tapi, fasilitas untuk jamaah wanita kurang memuaskan,'' katanya. Namun, dalam waktu dekat, keinginan Eser dan Muslimah lainnya akan hadirnya masjid yang lebih ''ramah wanita'' akan segera terwujud. Sebuah masjid sedang dibangun di Istanbul dan dijanjikan bakal memberi ruang yang lebih besar bagi Muslimah untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Camlica, begitu nama masjid tersebut.

Jika selama ini masjid pada umumnya didesain oleh kaum pria, tak demikian halnya dengan Masjid Camlica. Tempat ibadah ini dirancang oleh dua arsitek wanita Turki, Bahar Mizrak dan Hayriye Gul Totu. Dana sebesar 66,5 juta dolar AS pun telah disiapkan untuk membangun masjid ini. Tak main-main, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 30 ribu meter persegi di Distrik Uskudar, Istanbul, ini akan menjadi masjid terbesar di Turki.

''Masjid ini benar-benar akan mengakomodasi kepentingan kaum wanita,'' kata Metin Kulunk, ahli konstruksi yang memimpin pembangunan masjid ini.

Masjid ini akan memiliki tempat wudhu tersendiri untuk jamaah wanita. Ada pula elevator khusus yang akan membawa jamaah wanita ke ruang shalat mereka. ''Disediakan pula ruangan khusus untuk menyusui dan aktivitas lain yang berkaitan dengan anak-anak,'' katanya.

Masjid Camlica juga dilengkapi ruangan khusus untuk penyandang cacat, galeri seni Islam, museum, perpustakaan, dan tempat parkir yang mampu menampung 3.500 mobil.

Sementara di Inggris, meski belum ada rencana membangun masjid ''ramah wanita'' seperti di Istanbul, Mughal dan rekan-rekannya mulai menyusun daftar masjid di seluruh Inggris yang tergolong ramah terhadap kaum perempuan. ''Ini merupakan langkah awal untuk menunjukkan contoh baik mengenai keterlibatan wanita di masjid,'' kata Mughal.

Ia berharap, idenya mengenai masjid ''ramah wanita'' bisa diterapkan di negara-negara lain. Setidaknya, hal itu juga akan segera terwujud di Kota Aarhus, Denmark. Rencananya, sebuah masjid ''ramah wanita'' akan dibangun di kota tersebut. Nantinya, masjid itu akan tampil dengan perpaduan gaya arsitektur Islam Turki Utsmani dan tradisional Denmark-Skandinavia.

''Jika pemerintah kota menyetujui lokasi yang layak untuk masjid itu, maka pembangunan (masjid) akan dimulai pada 2016,'' kata Metin Aydin, arsitek spesialis masjid berdarah Turki. 

 

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Senin, 24 Nopember 2014

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement