Jumat 09 Oct 2020 20:15 WIB

Hotel di Makkah Optimistis Pemasukan Kembali

Kerajaan mengizinkan umroh dengan kapasitas 30 persen atau 6.000 jamaah per hari.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Hotel di Makkah Optimistis Pemasukan Kembali (ilustrasi).
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Hotel di Makkah Optimistis Pemasukan Kembali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Hotel-hotel di Makkah bersiap kembali menerima tamu. Persiapan dilakukan seiring dengan keputusan Arab Saudi mencabut penangguhan umroh, setelah menyebarnya wabah virus Covid-19.

Mayoritas pengelola mengharapkan kedatangan jamaah dan pengunjung pada kuartal terakhir tahun 2020 dan awal 2021. Kedatangan mereka dinilai akan membantu mengatasi beberapa kerugian yang berlangsung selama enam bulan terakhir.

Arab Saudi menangguhkan ibadah umrah sejak awal Maret. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19.

“Kami mengantisipasi antara 12.000 hingga 13.000 tamu pada Q4 2020 dan untuk Q1 2021 ekspektasi lebih dari 25.000 tamu," kata Manajer Umum Cluster di Millennium dan Copthorne Makkah Al Naseem, Shafqaat Bukhari, dilansir di Argaam, Jumat (9/10).

Millennium Hotels and Resorts mulai membuka pemesanan di hotel Makkah pada 4 Oktober. Di tanggal itu, Arab Saudi menerapkan fase pertama dimulainya kembali umroh.

Di bawah fase pertama, Kerajaan mengizinkan umroh dengan kapasitas 30 persen atau 6.000 jamaah per hari. Di tahap ini, Kerajaan membatasi hanya untuk warga negara dan penduduk di dalam negeri. Batas yang diizinkan meningkat menjadi 75 persen dari kapasitas Masjidil Haram pada fase kedua yang dimulai 18 Oktober.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, kapasitas penuh dan izin untuk peziarah dari luar Kerajaan diharapkan terlaksana mulai 1 November. Radisson Hotel Group saat ini sedang mengincar fase kapasitas penuh tersebut untuk memulai kembali operasi dua hotelnya yang berada di Makkah.

“Sebagian besar hotel kami di seluruh Arab Saudi telah berhasil dibuka kembali. Hanya hotel Makkah kami yang tetap ditutup karena pembatasan dan larangan perjalanan internasional," kata , Direktur Regional (Arab Saudi, Kuwait dan Levant) Radisson Hotel Group, Basel Talal.

Melihat kondisi ke depan, Talal merasa cukup optimis. Meski demikian, ia mencatat di luar musim haji, seperti bulan Hijriah Rajab, Shabaan dan Ramadhan (secara luas mencakup akhir Februari hingga Mei tahun ini) adalah periode tersibuk untuk properti Makkah, karena sekitar 43persen jamaah umroh mengunjungi kota tersebut.

“Dengan pandemi yang sedang berlangsung, segalanya akan menjadi sangat berbeda. Padahal biasanya jutaan umroh, tahun ini hanya beberapa ribu yang diberi izin,” ujarnya.

Sementara itu, Grup Accor, yang saat ini memiliki tujuh properti di Makkah dan enam lainnya sedang dalam proses, menyaksikan permintaan positif dengan peningkatan pemesanan sejak awal bulan ini.

“Semua hotel kami di Makkah ditutup pada awal lockdown karena penurunan permintaan. Selama waktu ini, tim kami bekerja menyelesaikan semua persyaratan untuk program ALL SAFE (protokol keselamatan kesehatan grup tersebut) agar siap untuk dibuka," kata Wakil Presiden Operasi Arab Saudi Grup Accor,  Eddy Tannous.

Hotel mereka yang berada di Makkah rencananya akan dibuka pada pertengahan Oktober. Menurut ekonom senior pasar berkembang di Capital Economics, Jason Tuvey, memulai kembali Umrah adalah faktor positif yang mendukung ekonomi Arab Saudi. Arab Saudi diketauhi kini sedang menghadapi tantangan ganda dari harga minyak rendah dan Covid-19.

“Meski umrah dilanjutkan dengan kapasitas terbatas, hal ini akan memberikan dorongan pemulihan di sektor nonmigas selama beberapa bulan mendatang,” katanya dalam laporan baru-baru ini. 

 

Sumber: https://www.argaam.com/en/article/articledetail/id/1412205

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement