Kamis 11 Mar 2021 08:06 WIB

Covid Luruhkan 20 Tahun Perlawanan Kemiskinan dan Penyakit

Dampak jangka panjang Covid-19 dapat merusak perkembangan anak-anak.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Covid Luruhkan 20 Tahun Perlawanan Kemiskinan dan Penyakit.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Covid Luruhkan 20 Tahun Perlawanan Kemiskinan dan Penyakit.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menurut badan bantuan internasional, World Vision, Covid-19 bisa membalikkan kemajuan manusia yang dicapai selama 20 tahun terakhir. Khususnya, upaya mengurangi kelaparan dan meningkatkan kesehatan jutaan anak di seluruh dunia.

Menurut pemaparan, fokus pada akses vaksinasi Covid-19 akan menghambat layanan kesehatan dan penyakit lainnya. “Kita tidak boleh membiarkan pandemi terus merampas potensi anak-anak,” kata Presiden dan CEO World Vision International Andrew Morley dikutip dari Scoop, Kamis (11/3).

Baca Juga

Pandemi dapat menghapus 20 tahun kemajuan dalam menangani HIV, TB dan Malaria, bahkan berpotensi melipatgandakan jumlah kematian tahunan. Hal tersebut juga ditegaskan WHO, yang memperkirakan kemungkinan anak yang lahir saat ini bisa mendapat seluruh vaksinasi rekomendasi hingga usia lima tahun, hanya sekitar 20 persen populasi.

“World Vision sangat prihatin dampak jangka panjang Covid-19 yang dapat merusak perkembangan generasi anak-anak paling rentan di dunia secara permanen,” kata Morley.

PBB baru-baru ini memperkirakan, 235 juta orang di seluruh dunia akan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan pada 2021. Jumlah itu, meningkat 40 persen dalam setahun terakhir. Ini berarti satu dari 33 orang di seluruh dunia membutuhkan bantuan, peningkatan tertinggi dalam beberapa dekade. 

Lebih jauh, selama 2020, jumlah orang yang menerima bantuan tunai dan voucher dari World Vision juga meningkat menjadi 6,4 juta, sekitar 60 persen dibandingkan 2019. Yang lebih mengkhawatirkan adalah pada saat yang paling miskin di dunia membutuhkan lebih banyak dukungan daripada sebelumnya untuk menyelamatkan nyawa, namun lebih sedikit dana yang akan disediakan. 

“Setahun yang lalu, kami meluncurkan tanggap darurat terbesar dalam sejarah kami. Seruan kepada pemerintah, individu, dan perusahaan untuk memprioritaskan anak-anak dan segera menanggapi kehancuran yang disebabkan pandemi ini,” tambah Morley.

Hingga kini, pandemi telah memicu resesi global terdalam sejak 1930-an. Kemiskinan ekstrem meningkat untuk pertama kalinya dalam 22 tahun, dan pengangguran meningkat secara dramatis. Bank Dunia memperkirakan Covid-19 akan menambah 150 juta orang miskin baru pada 2021, setengahnya akan dialami anak-anak.

Sejak 1990, jumlah anak yang meninggal karena kemiskinan, kelaparan, dan penyakit telah berkurang lebih dari setengahnya. “Komunitas internasional harus menghadapi tantangan - dan kita harus bersatu membawa harapan sebelum terlambat,” kata Morley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement