Kamis 10 Jun 2021 17:30 WIB

Ciri Tawaf yang Sempurna Menurut Imam Ghazali

Ciri Tawaf yang Sempurna

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Ciri Tawaf yang Sempurna Menurut Imam Ghazali. Foto: Tawaf ifadah di masjidil Haram Mekkah (ilustrasi).
Foto: dok Republika
Ciri Tawaf yang Sempurna Menurut Imam Ghazali. Foto: Tawaf ifadah di masjidil Haram Mekkah (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Tawaf merupakan rangkaian utama di dalam ibadah haji dan umroh. Bertawaflah secara sempurna dengan menghadirkan Allah SWT di dalam hati masing-masing karena hal itu merupakan kemulian ibadah.

"Ketahuilah bahwa tawaf yang mulia adalah tawafnya hati yang mengitari aspek ketuhanan di alam Malakut," kata Imam Ghazali dalam kitabnya Asrar Al-Hajj.

Baca Juga

Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek ketuhanan lebih rendah dari tingkat alam di atasnya yakni alam Jabarut. Alam ini dihuni oleh para malaikat dan tidak bisa ditangkap oleh indra manusia.

Dan tawaf mengelilingi Baitullah merupakan bentuk zahirnya di alam al-Mulk merupakan suatu alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek ketuhanan paling rendah. Alam ini bisa ditangkap oleh indra manusia, jasad manusia atau yang tampak dari secara fisik dari manusia merupakan penghuni alam ini.

Imam Ghozali menerangkan sebagaimana badan di alam nyata (alam syahadah) merupakan bentuk Jahir dari jiwa yang ada di alam gaib yang tidak mampu ditangkap oleh Indra. Alam al-Mulk dan alam Syahadah bagi orang yang matanya dibuka oleh Allah SWT untuk melihatnya, merupakan sub bagian di bawah tingkat alam gaib dan alam Malakut.

Mengacu pada perbandingan ini, maka ada isyarat bahwa Baitul Makmur di langit letaknya sejajar dengan Ka'bah. Sehingga tawafnya para malaikat adalah dengan mengelilingi Baitul Makmur seperti tawafnya manusia mengelilingi Ka'bah di bumi.

"Berhubung kebanyakan manusia sulit mengikuti tawafnya para malaikat, maka manusia diperintahkan agar menyerupai mereka sesuai kemampuan," katanya.

Dijanjikan kepada manusia, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." (Abu Dawud).

Imam Ghazali mengatakan, orang yang mampu melaksanakan tawaf seperti tawafnya malaikat maka ia adalah orang yang dikatakan. "Sejumlah malaikat turun ke Ka'bah dan tawaf mengelilinginy,". Seperti yang dilihat sebagian kekasih Allah, di mana Allah SWT telah membuka mata mereka untuk melihatnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement