Ahad 16 Jan 2022 18:21 WIB

Potensi Swastanisasi Total Perjalanan Haji Menurut Komnas Haji

Komnas Haji singgung potensi swastanisasi total perjalanan haji.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19
Foto: Republika
Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional (Komnas) Haji dan Umrah, Mustolih Siradj menilai, rencana perubahan sistem pelaksanaan haji-umroh dari mu'assasah ke syarikah cenderung akan memperluas swastanisasi di dalam proses perjalanan ibadah haji. Jika itu terjadi, pemerintah tentu harus melakukan penyesuaian.

"Untuk haji, tampak ada swastanisasi yang lebih luas. Meski ada peran Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), saya kira bisa saja dibatasi. Ini yang saya khawatirkan ketika diterapkan model business to business," tutur dia kepada Republika.co.id, Ahad (16/1).

Baca Juga

Dalam kondisi itu, tentu pemerintah Indonesia juga harus melakukan penyesuaian dengan menerapkan swastanisasi seluruh perjalanan haji. Menurutnya, "Dan yang akan menjadi masalah adalah ketika diswastanisasi secara total, subsidi haji yang selama ini diberlakukan itu bisa jadi berubah," ujarnya.

Mustolih khawatir ketika ada swastanisasi haji sebagai dampak dari kebijakan Saudi ini, akan mengoreksi harga yang terlalu tinggi terhadap penyelenggaraan haji. Sebab, pihak swasta tentu tidak boleh disubsidi. Kemudian, posisi Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam menyelenggarakan ibadah haji juga akan dipertanyakan.

 

"Posisi Kemenag dan BPKH di mana posisinya. Harus ada penyesuaian atau apakah mereka masih relevan dalam mengelola penyelenggaraan haji karena Saudi memangkas peran pemerintah. Ketika Saudi mengatur sendiri peraturannya, lalu berdampak ke negara lain, ya negara lain itu tinggal menyesuaikan," ucapnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement