Rabu 25 May 2022 16:08 WIB

Cara Nyaman Kenakan Kain Ihram

Sebaiknya jamaah mensiasati penggunaan kain ihram agar tidak mudah melorot dan nyaman

Rep: Achmad Syalaby Ichsan/ Red: Fian Firatmaja
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat melakukan simulasi pemakaian kain ihram saat mengisi materi Manasik Haji dalam acara Edukasi Media Center Haji (MCH) di gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (25/5).
Foto: Republika/Achmad Syalabi Ichsan
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat melakukan simulasi pemakaian kain ihram saat mengisi materi Manasik Haji dalam acara Edukasi Media Center Haji (MCH) di gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (25/5).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Pakaian ihram merupakan pakaian yang wajib dikenakan seorang jamaah yang hendak menunaikan ibadah umrah dan haji. Pakaian ini adalah dua lembar kain yang tidak boleh ada jahitannya. Tanpa mengenakan pakaian ihram, batal ihramnya. Seorang calon haji wajib membayar fidyah. Yakni, berpuasa selama tiga hari, memberi makan enam orang miskin, atau memotong kambing.

Seorang calon haji sebaiknya menyiapkan pakaian ihram sebelum berangkat ke Tanah Suci karena hanya dua lembar kain ini yang boleh dikenakan untuk menutupi tubuh. Direktur Bina Haji Arsad Hidayat melakukan simulasi pemakaian kain ihram saat mengisi materi Manasik Haji dalam acara Edukasi Media Center Haji (MCH) di gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (25/5). 

Menurut Arsad, memang tidak ada ketentuan khusus mengenai pemakaian kain ihram. Dia menjelaskan, ketentuannya hanya dua lembar kain ini digunakan sebagai selendang untuk menutupi tubuh bagian bawah dan bagian atas. Hanya saja, Arsad menjelaskan, sebaiknya jamaah mensiasati penggunaan kain ihram agar tidak mudah melorot dan nyaman dikenakan saat melaksanakan haji dan umrah.

 

 

 

 

Videografer | Achmad Syalaby Ichsan

Video Editor | Fian Firatmaja

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement