Rabu 06 Jul 2022 05:45 WIB

Mengupas Spiritualitas Haji dalam Tawaf

Tawaf dan sa’i merepresentasikan dinamisme kehidupan dan multidimensionalitasnya.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah Haji mengelilingi Kabah di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa, 5 Juli 2022. Arab Saudi diperkirakan akan menerima satu juta Muslim untuk menghadiri ibadah haji, yang akan dimulai pada 7 Juli. , setelah dua tahun membatasi jumlahnya karena pandemi virus corona. Mengupas Spiritualitas Haji dalam Tawaf
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Jamaah Haji mengelilingi Kabah di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa, 5 Juli 2022. Arab Saudi diperkirakan akan menerima satu juta Muslim untuk menghadiri ibadah haji, yang akan dimulai pada 7 Juli. , setelah dua tahun membatasi jumlahnya karena pandemi virus corona. Mengupas Spiritualitas Haji dalam Tawaf

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tawaf dan sa'i adalah dua komponen utama haji yang dilakukan satu demi satu. Tawaf adalah kegiatan mengelilingi atau berjalan mengelilingi Ka'bah dengan gerakan berlawanan arah jarum jam.

Tawaf dilakukan dalam tujuh putaran. Tawaf dan sa’i merepresentasikan dinamisme kehidupan dan multidimensionalitasnya.

Baca Juga

Tawaf berasal dari akar kata “tafa” yang berarti “pergi dari satu tempat ke tempat lain”, “berputar-putar”, “berjalan melalui”, “berkeliaran”, dan “melintasi dan menjelajah”. Ta'if adalah orang yang melakukan tawaf di sekitar Ka'bah dan tawwaf adalah orang yang sering bepergian dan terus bergerak.

Dilansir di About Islam, tawaf adalah julukan yang diberikan kepada Dzul Qarnayn, seorang raja legendaris yang melintasi bumi dari barat (terbenamnya matahari) ke timur (terbitnya matahari). Tawaf dan sa'i adalah tentang vitalitas dan pelestarian. Tawaf menunjukkan energi dan gerakan duniawi dan kosmik, sementara sa'i, sebagian besar, mewakili yang pertama.

Gerakan tawaf bersifat melingkar, yang mengisyaratkan kesatuan, totalitas, dan ketakterhinggaan. Ini juga menyiratkan signifikansi dan kekuatan berkelanjutan yang terkait dengan seluruh ciptaan dan bagaimana semuanya terintegrasi menjadi satu.

Dalam kapasitasnya sebagai Rumah Tuhan, Ka'bah mewakili keilahian. Ini adalah sumber dari semua makna dan konsekuensi ontologis. Itu juga merupakan sumber dari semua kehidupan jasmani dan rohani.

Seseorang harus tinggal sedekat mungkin dengan Ka'bah, sekaligus secara fisik selama tawaf dan secara kiasan di sampingnya untuk memanfaatkan kemurahan hatinya dan menggunakannya sebagai sarana untuk mendekati Pemiliknya. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa di masing-masing dari tujuh langit ada Ka'bah yang sering dikunjungi oleh para malaikat. Ka'bah dari langit pertama disebut Bayt al-'Izzah dan langit ketujuh disebut al-Bayt al-Ma'mur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement