Rabu 14 Sep 2022 20:34 WIB

Jejak Sejarah Tatar di Kazan

Sekitar separuh dari warga Kazan adalah kaum Muslim Tatar.

Muslim Tatar di Eropa.
Foto: Reuters
Muslim Tatar di Eropa.

IHRAM.CO.ID, Sekitar separuh dari warga Kazan adalah kaum Muslim Tatar. Sejarah mencatat, Tatar adalah orang Turki yang menjadi warga minoritas terbesar di Rusia. Namun, ada juga komunitas Tatar yang tersebar, mulai dari Jepang, Polandia, hingga San Francisco. Bahasa Tatar ditulis dalam huruf Sirilik di Rusia.

Di tempat lain, bahasa itu ditulis dengan huruf Arab dan Latin. Bahasa ini menyerupai bahasa Turki dengan beberapa kata bahasa Arab dan dituturkan oleh sekitar tujuh juta orang di seluruh dunia. Di antara keturunan Tatar yang terkenal adalah bintang balet Rudolf Nureyev, komposer Sofia Gubaidulina, petenis Olimpiade Dinara Safina, dan aktor Hollywood Charles Bronson.

Baca Juga

Membentang di pertemuan Sungai Volga dan Sungai Kazanka, sekitar 800 kilometer sebelah timur Moskow, Kazan merupakan ibu kota Republik Tatarstan yang berusia lebih dari seribu tahun. Kazan mirip dengan Roma yang didirikan pada tujuh bukit.

Nama Tatar mulai muncul pada abad pertengahan di Cina untuk menyebut salah satu su ku Mongol. Tak diketahui dengan pasti apakah Tatar masuk dalam pasukan Jengis Khan yang memorak-porandakan Asia Tengah, Timur Tengah, sampai Rusia pada abad ke-12. Yang pasti mereka sudah menempati wilayah antara Sungai Volga dan Sungai Ka zanka sebelum datangnya serbuan bangsa Mongol.

 

Mereka berasal dari suku-suku nomaden yang menguasai padang stepa besar Golden Horde yang membentang antara Laut Hitam, Laut Kaspia, hingga Siberia. Nama Tatar mulai dipergunakan secara resmi setelah Kerajaan Kazan Khanate didirikan pada 1438 oleh salah satu keturunan Jengis Khan.

Namun, orang-orang Finnic, sebuah suku yang berasal dari Eropa Utara tetap memanggil mereka dengan sebutan yang benar sesuai sejarah: Volga Bulgaria, sebuah kelompok masyarakat nomaden di tanah Rusia yang menghuni wilayah antara Sungai Volga dan Sungai Kama.

Orang Tatar memeluk agama Islam pada abad ke-10 setelah datangnya utusan Khalifah Abbasiyah al-Muqtadir yang berkuasa di Baghdad, Irak. Setelah mendirikan Kerajaan Kazan Khanate, komunitas Tatar yang dikenal sebagai suku dari padang stepa besar itu kemudian mendominasi Rusia selama berabadabad sehingga tanah Rusia kala itu sempat dijuluki dengan Tartaria. Mereka termasyhur dengan reputasi sebagai penunggang kudayang luar biasa.

Sejak memeluk Islam, orang Tatar atau Volga Bulgaria sudah mencetak koin perak dengan tulisan Arab. Mereka dikenal sebagai pandai besi yang mencetak besi berkualitas tinggi, berdagang komoditas bulu binatang dengan bangsa-bangsa lain di Eropa Timur sampai Timur Tengah.

Wilayah yang dihuni bangsa Tatar dikenal memiliki banyak bengkel metalurgi, tembikar, dan kerajinan emas dan perak. Komoditas yang paling terkenal adalah kulit. Karena kualitasnya sangat baik, orang-orang di Asia Tengah dan Persia menyebut kulit terbaik sebagai Bulgar. Sebagian besar masyarakat Tatar ketika itu sudah melek huruf.

Perpustakaan banyak ditemui di masjid maupun madrasah. Ketika bangsa Slav belum mendirikan gereja dan belum mulai menduduki wilayah itu atas nama bangsa Eropa, maka Bulgar sudah mende ngarkan bacaan Alquran di tepi Sungai Volga dan Kama,'' tulis sejarawan Rusia, SM Solovyov menggambarkan majunya peradaban Kazan ketika itu.

Namun, Kerajaan Kazan Khanate akhirnya mengalami kemunduran karena banyak terjadi pergolakan internal berupa perebutan kekuasaan. Pada tahun 1552, Khazan Khanate akhirnya takluk kepada Kekaisaran Rusia yang didirikan oleh orang-orang Slavik yang berpusat di Moskow. Sejak saat itu, bangsa Tatar mengalami kemunduran di berbagai bidang, baik ekonomi maupun budaya. Aset eko nomi banyak dikuasai orang Rusia maupun orang Tatar pro-Moskow.

Kaisar Rusia Peter Agung pada awal 1700- an memberlakukan aturan diskriminatif yang membatasi kebebasan warga Muslim, ter utama bangsa Tatar. Peter bahkan memaksa Muslim Tatar beralih keyakinan menjadi pe meluk Kristen Orthodoks. Aturan diskrimi nasi itu kemudian dihapuskan oleh Ratu Catherine pada abad ke-18. Bahkan, pada 1771 Catherine mengizinkan pendirian dua madrasah.

Atas tindakannya menghapuskan aturan-aturan diskriminatif terhadap kaum Tatar, ratu Kekaisaran Rusia itu sangat dihormati di Kazan. Ada suatu anekdot yang mengisahkan keluhan pendeta Orthodoks atas pembangunan menara masjid yang lebih tinggi dari menara gereja.

Menurut cerita, Catherine pun menjawab, aturan saya berlaku di Bumi. Apa yang terjadi di langit adalah urusan Tuhan. Atas jawaban itu, menara masjid pun tetap dibangun, bahkan menjulang tinggi melebihi menara gereja.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement