Jumat 02 Dec 2022 22:09 WIB

Jabir ibn Aflah Koreksi Pemikiran Ptolemeus

Saintis asal Sevilla itu menunjukkan kesalahan sistem planet milik Ptolemeus.

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, Kajian dan penelaahan terhadap karya ilmiah peradaban asing menjadi kunci sukses. Para ilmuwan Muslim era kejayaan berhasil membangun dasar keilmuan yang sangat membanggakan. Salah satu tokoh yang terlibat secara intens dalam kegiatan ini adalah astronom bernama Jabir ibn Aflah.

Dia meneliti dan mengoreksi pemikiran Ptolemeus, cendekiawan Yunani yang legendaris. Termasuk di dalamnya risalah Ptolemeus yang sangat terkenal, Almagest, dijadikan objek kajiannya. Seperti diketahui, naskah ilmiah itu begitu berpengaruh bagi pembentukan ilmu astronomi Islam sepanjang abad pertengahan.

Baca Juga

Almagest diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sejak awal abad 9. Buku itu memberikan pijakan kuat bagi pengembangan perhitungan matematika-astronomi di dunia Islam.

Jabir yang lahir tahun 1.100 telah tertarik pada buku itu sehingga mendorongnya melakukan observasi lanjutan. Kerja ilmiahnya dituangkan dalam buku Islah al Majisi (Koreksi terhadap Almagest). Pada beberapa bagian, ia memang mengoreksi pandangan, perhitungan, dan teori Ptolemeus terkait fenomena benda-benda angkasa.

Saintis asal Sevilla itu menunjukkan kesalahan sistem planet milik Ptolemeus dan memperbaikinya. Ini terkait letak dua planet kecil di tata surya, yakni venus dan merkurius. Ptolemeus menempatkan kedua planet tadi berada di antara matahari dan bulan.

Menurut Ptolemeus, venus dan merkurius tidak terdapat pada di jalur lintasan planet yang mengelilingi matahari. Itulah mengapa sulit melihat kedua planet berada di depan matahari. Teori ini diragukan keakuratannya oleh Jabir.

Dia pun menempatkan venus serta merkurius lebih dekat ke bumi daripada ke matahari. Para sejarawan sains mencatat ini merupakan kritik pertama terhadap Ptolemeus dari ilmuwan Muslim asal Andalusia (Barat).

Pada bagian lain, ia menilai sejumlah perhitungan maupun rumus dasar matematika astronomi dari ilmuwan Yunani itu perlu dikaji kembali. Jabir sejatinya juga dikenal sebagai seorang matematikawan andal. Dalam karyanya, ia membahas secara akurat mengenai perhitungan trigonometri.

Sistem ini digunakan pada kajian astronomi guna menentukan jarak dan letak sebuah planet atau benda angkasa secara lebih tepat. Maka itulah, ia memakai bentuk lingkaran trigonometri menggantikan teorema Menaleus yang muncul beberapa dekade sebelumnya.

Tak hanya itu, ia memelopori penyusunan formula cos B = cos b sin A, cos C = cos A cos B yang diterapkan pada segitiga siku-siku. Jabir juga mengedepankan pemikirannya yang dinamakan ‘Rule of the Four Magnitudes’.

Seperti dijelaskan Emilio Calvo dalam artikel berjudul Jabir ibn Aflah, astronom Muslim ini berpandangan bahwa empat elemen, antara lain ruang, waktu, dimensi, dan jarak punya kedudukan penting pada perhitungan astronomi. Ini bisa dikalkulasi melalui metode angka serta tabel.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement