Selasa 14 Mar 2023 21:03 WIB

Presiden Israel Akui Situasi Negara Sedang Gawat

Rencana amandemen sistem peradilan memicu protes massal.

Presiden Israel Isaac Herzog. Presiden Israel Akui Situasi Negara Sedang Gawat
Foto: AP Photo/ Maya Alleruzzo
Presiden Israel Isaac Herzog. Presiden Israel Akui Situasi Negara Sedang Gawat

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan situasi di negaranya sangat serius akibat perdebatan mengenai upaya pemerintah merombak sistem peradilan.

"Kita sedang serius dan berada dalam situasi yang sangat serius yang bisa berakibat secarapolitik, ekonomi, sosial dan keamanan," kata Herzog dalam sebuah seremoni Senin malam lalu (13/3/2023) di Tel Aviv.

Baca Juga

Menurut koran Israel The Times, presiden Israel itu menegaskan akan mencurahkan seluruh waktu dan energi untuk menemukan pemahaman yang menyelamatkan negara dari krisis konstitusional dan sosial.

Herzog mengaku sudah bertemu dengan seluruh partai baik dari koalisi pemerintah maupun oposisi untuk membahas krisis ini.

"Ini bukan kompromi politik, ini upaya Sisypheandalam menemukan formula yang tepat mengenai keseimbangan dan harapan. Karena situasi ini sangat sulit dan mengkhawatirkan," ujar dia.

Upaya presiden dalam menengahi pemerintah koalisi dan oposisi belum mencetak perkembangan yang signifikan. Berbicara dalam acara ang sama, Esther Hayut, ketua Mahkamah Agung Israel, mengungkapkankekhawatiranterhadap upaya pemerintah yang menurutnya bisa merusak persatuan Israel.

Diusulkan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, amandemen sistem peradilan itu, jika diundangkan, akan menjadi perubahan paling radikal dalam sistem pemerintahan Israel. Rencana tersebut memicu protes massal di seluruh Israel selama lebih dari 10 pekan.

Perubahan itu akan sangat membatasi kekuasaan Mahkamah Agung, sebaliknya memberi kekuasaan kepada pemerintah untuk memilih hakim dan mengakhiri kebiasaan jaksa agung dalam menunjuk penasihat hukum untuk kementerian-kementerian.

Netanyahu yang saat ini tengah diadili dalam perkara korupsi, bersikukuh bahwa rencananya itu bakal memperkuat demokrasi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement