Jumat 05 Sep 2014 19:34 WIB

Meluruskan Niat Kala Berhaji (2-habis)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Chairul Akhmad
Umat Islam melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo/ca
Umat Islam melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Ustaz Erick memberi kiat agar jamaah calon haji bisa lulus menghadapi godaan. "Bangun benteng ibadah yang lebih tekun dari hari biasanya," ujar dia.

Shalat wajib usahakan tepat waktu, puasa sunah diperbanyak, shalat sunah ditambah, membaca Alquran diseringkan. Ilmu dan materi haji pun harus sering dibuka kembali. "Bagaimana thawaf dengan benar di tengah situasi yang berdesakan. Intinya, kalau total menghamba kepada Allah, ujian bisa dihindarkan," kata Ustaz Erick.

Pengasuh Pondok Pesantren An Nurmaniyah Ustazah Nurma Nugraha mengatakan, niat ibadah haji terbagi menjadi tiga. Pertama, niat karena semata-mata ibadah.

Mereka yang menunggu porsi haji dengan penuh kesabaran dan segala ujian yang dihadapi dianggap sebagai nikmat. Dalam berhaji, ada pembelajaran penuh kesabaran yang bernilai ibadah.

 

Kedua, niat haji untuk bertobat. Umat Muslim yang merasa memiliki banyak dosa menggunakan kesempatan beribadah haji untuk meminta ampunan Allah SWT.

Ketiga, niat untuk berubah menjadi lebih baik. “Tadinya kita memiliki sifat negatif menjadi lebih positif. Tadinya pelit jadi lebih sering berderma, tadinya tidak malas ibadah sekarang menjadi lebih rajin,” ujar dia.

Menurut Nurma, godaan sebelum berangkat lebih sedikit dibandingkan ketika menunaikan ibadah haji. Godaan terberat dalam pandangannya ketika mendapatkan teman kelompok yang niatnya berbeda dengan niat yang diinginkan.

“Jangan sampai kita tergoda ibadah haji hanya untuk jalan-jalan, belanja, maupun sekadar ikut-ikutan saja,” ujar dia. Jadikan ibadah haji sebagai bahan untuk merenung dan hindari bermalas-malasan untuk beribadah, baik wajib maupun sunah.

Akhlak ketika berada di sana juga harus dijaga. “Jangan bicara porno, bercanda berlebih-lebihan, menjaga emosi, tidak boleh sombong.”

 

Sehingga, ketika pulang, mereka menjadi haji yang mabrur. "Kita yang datang ke Tanah Haram harus meneladani apa yang diajarkan Rasulullah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement