Selasa 08 Sep 2015 07:18 WIB

Jamaah Indonesia Bayar Dam Bervariasi

Bayar DAM
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bayar DAM

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Nilai dam atau denda yang dibayarkan jamaah haji Indonesia tidak seragam. Bahkan, jamaah yang tergabung dalam satu kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) yang sama juga tidak sama besaran damnya.

Sirajuddin, jamaah haji asal Kabupaten Pringsewu, Lampung mengatakan, dia telah membayar dam saat masih berada di asrama haji Lampung. Pembayaran dilakukan secara kolektif melalui ketua regu jamaah dalam satu kelompok penerbangan (kloter). Dam dibayarkan dalam satuan mata uang riyal Arab Saudi (SAR)

“Sudah bayar 500 riyal ke ketua regu. Itu katanya untuk bayar dam, angkutan barang di bandara, dan transportasi ziarah selama berhaji,” kata Sirajuddin kepada wartawan Republika, EH Ismail di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Arab Saudi, Senin (7/9).

Sirajuddin yang tergabung dalam kloter JKG 25 melanjutkan, dia dan teman-temannya ikut dalam rombongan KBIH Baitul Tamwil. Ketua regu mereka sudah memberitahukan mengenai rincian pembayaran dam, angkutan barang, dan ziarah. “Tapi saya lupa berapa pastinya untuk dam. Cuma yang 100 riyal itu katanya untuk ziarah,” ujarnya.

 

Anggota KBIH Baitul Tamwil lainnya, Hustiyati menyatakan, dia sudah membayar uang paket dam, ziarah, dan angkutan barang di bandara saat masih berada di wisma haji Lampung. Namun berbeda dengan Sirajuddin, Hustiyati mengaku membayar 550 SAR. “Sebesar 400 riyal untuk dam, 100 riyal untuk ziarah, dan 50 riyal untuk angkut barang,” katanya.

Salah satu ketua regu KBIH Baitul Tamwil menolak menjelaskan rincian pembayaran uang paket yang dipungut dari jamaah. “Saya tidak tahu apa-apa, nanti saja tanya sama ketua rombongan. Dia belum ke sini, masih urus barang-barang,” kata ketua regu yang enggan menyebutkan namanya itu.

Berbeda dengan jamaah haji KBIH, jamaah haji mandiri belum mengeluarkan uang sedikit pun selama di wisma haji Lampung. Syahrun Nasir Zain, salah satu jamaah haji mandiri dari kloter JKG 25, menerangkan, dia dan enam anggota keluarganya memutuskan untuk membayar dam secara langsung setelah puncak haji nanti. Syahrun yang sudah pernah berhaji pada 1996 mengaku sudah mempunyai kontak seorang mukimin di Makkah yang bisa membantunya menyalurkan dam.

“Uangnya sudah disiapkan, nanti tinggal pilih langsung dengan harga sekitar 300 riyal per kambing. Saya dan keluarga tinggal ikut saja dengan pilihan ustad di sini nanti,” ujar Syahrun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement