Jumat 13 Jan 2017 11:22 WIB

Kiai Didin: Semoga Calon Haji Daftar Tunggu Lebih Cepat ke Tanah Suci

Ribuan jamaah dari seluruh dunia melakukan tawaf di Masjidil Haram. REUTERS/Ahmed Jadallah
Foto: REUTERS/Ahmed Jadallah
Ribuan jamaah dari seluruh dunia melakukan tawaf di Masjidil Haram. REUTERS/Ahmed Jadallah

IHRAM.CO.ID, BOGOR – Kembalinya kuota jamaah haji Indonesia dan tambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi disambut gembira oleh kaum Muslimin Indonesia. Salah satunya adalah ulama kondang Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS.

“Alhamdulillah. Semoga calon haji yang masuk daftar tunggu bisa lebih cepat berangkat ke Tanah Suci. Selanjutnya, daftar tunggu pun makin pendek,” kata Kiai Didin Hafidhuddin kepada Republika.co.id, Jumat (13/1/2017).

Guru besar IPB Bogor itu berharap pemerintah terus memperbaiki pelayanan kepada jamaah. “Alhamdulillah kuota haji sudah pulih, dan ada tambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi. Tentunya kita berharap pemerintah Indonesia terus meningkatkan pelayanannya kepada para jamaah haji Indonesia,” ujar direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menepati janjinya mengembalikan kuota jamaah haji seperti semula pada musim haji tahun ini. Khusus untuk Indonesia, kuota pun dipulihkan dari 168.800 orang menjadi 211 ribu orang.

Tidak hanya itu, Pemerintah Arab Saudi juga menambah kuota jamaah haji Indonesia sebanyak 10 ribu orang. “Dengan demikian, kuota haji untuk Indonesia pada 2017 dari 168.800 menjadi 221 ribu. Dengan demikian, Indonesia memperoleh kenaikan sebesar 52.200,” ujar Presiden Joko Widodo  saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement