Rabu 03 Oct 2018 05:45 WIB

Tantangan dan Inovasi Penyelenggaraan Haji 2019

Menteri agama ingin inovasi penyelenggaraan haji 2019 disiapkan dengan matang.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah Haji Indonesia Kloter 19 Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (5/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Jamaah Haji Indonesia Kloter 19 Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap delapan inovasi yang akan diberlakukan pada penyelenggaraan haji 2019 dipersiapkan secara matang. Pembahasan delapan inovasi ini berlangsung pada rapat kerja nasional (Rakernas) evaluasi penyelenggaraan haji 1439 H/2019 M.

"Rakernas kali ini memiliki dua hal utama yang akan dibahas. Pertama untuk evaluasi dan penilaian terhadap 10 inovasi yang sudah dilakukan saat penyelenggaraan haji 2018 dan kedua mempersiapkan delapan inovasi untuk pelaksanaan haji 2019," ujar Menag Lukman usai mengikuti pembukaan Rakernas di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).

Sedikitnya ada delapan inovasi yang akan dilakukan oleh kementerian agama (Kemenag) untuk pelaksanaan ibadah haji 2019. Diantaranya, pemberlakuan fast track atau jalur cepat imigrasi seluruh jamaah di 13 embarkasi, penyewaan seluruh akomodasi di Madinah dengan pola full musim, dan penyempurnaan panduan tuntunan manasik.

Untuk pemberlakuan jalur cepat, di tahun ini sudah dilakukan namun hanya untuk calon jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Pada 2019, diharapkan inovasi ini bisa dilakukan di setiap embarkasi.

Keinginan agar inovasi ini bisa dikembangkan tidak hanya datang dari Kemenag saja. Lukman bahkan menyebut dari jajaran imigrasi Indonesia dan Angkasa Pura pun mendukung hal tersebut. Bahkan mereka berharap jalur cepat ini tidak hanya berlaku saat keberangkatan tapi juga untuk kepulangan jamaah.

Bagi Lukman, salah satu tantangan jika inovasi ini ingin diberlakukan adalah meyakinkan imigrasi Arab Saudi. Usaha keras dari pemerintah Indonesia untuk mengaplikasikan inovasi ini sangat dibutuhkan.

Tantangan lain, yaitu bagi petugas haji Indonesia. Petugas sejak awal sebelum keberangkatan harus menyiapkan format kloter, rombongan, juga regu, termasuk posisi tempat duduk di pesawat.

Hal ini dirasa penting karena implikasi dari jalur cepat ini adalah begitu keluar dari pesawag setiap regu atau kelompok akan berjalan bersama. Kelompok ini pun didorong untuk masuk ke bus hingga menuju pesawat.

Persiapan lainnya dari pengelompokkan koper. Kecepatan, keakuratan, dan kecermatan tidak hanya bagi calon jamaah tapi juga barang bawaan mereka.

Terkait sistem sewa hotel di Madinah, menag berharap pada 2019 sudah bisa disewa secara penuh selama musim haji. Pemberlakuan sewa akomodasi di Madinah memang berbeda dengan kondisi di Makkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement