Selasa 30 Jul 2019 13:20 WIB

Mengunjungi Dua Situs di Dahlatul Jin, Makkah

Masjid Jin dan kompleks Permakaman Ma'la di Makkah patut jadi destinasi kunjungan

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hasanul Rizqa
Masjid Jin di Dahlatul Jin, Makkah, sekitar 1,5 km dari Masjid al-Haram
Foto: Republika/Muhammad Hafil
Masjid Jin di Dahlatul Jin, Makkah, sekitar 1,5 km dari Masjid al-Haram

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Berdasarkan cerita orang-orang yang pernah berhaji, Masjid Jin dan Permakaman Ma'la kerap dikunjungi jamaah asal Indonesia. Bila tidak bisa melengkapi shalat lima waktu di Masjid al-Haram, mereka biasanya akan shalat di Masjid Jin.

Biasanya, setelah Shubuh atau menjelang Maghrib, banyak jamaah Indonesia yang mengunjungi Permakaman Ma'la untuk berziarah. Belasan tahun lalu, beberapa kelompok terbang (kloter) dan embarkasi jamaah haji Indonesia menginap di sekitar Jumaizah atau Dahlatul Jin, sekitar 1,5 kilometer dari Masjid al-Haram.

Baca Juga

photo
Seorang pekerja sedang membersihkan kompleks pemakaman Ma'la di Dahlatul Jin, Selasa (30/7) pagi. Kompleks pemakaman Ma'la adalah tempat pemakamanan istri Nabi Muhammad yaitu Siti Khodijah dan sejumlah sahabat nabi lainnya. (Republika/Muhammad Hafil)

Namun, sekarang proyek perluasan Masjid al-Haram sejak 2008 telah mengubah lanskap kota. Tidak ada lagi jamaah haji Indonesia yang menginap di sekitar Dahlatul Jin. Sebab, harga hotel di kawasan sana terbilang mahal. Maklum, jaraknya cukup dekat dengan Masjid al-Haram. Akibatnya, mulai jarang jamaah haji asal Indonesia yang mengunjungi dua situs bersejarah tersebut.

Masjid Jin dan Permakaman Ma'la terletak di wilayah Dahlatul Jin. Jaraknya tak sampai 1 kilometer dari Terminal Syib Amir. Jarak terminal Syib Amir ke Masjid al-Haram sekitar 500 meter.

Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani, sejarawan Muslim yang menulis buku Sejarah Makkah menjelaskan, masjid di kawasan ini dinamakan Masjid Jin karena di sanalah Nabi Muhammad SAW menyuruh Ibnu Mas'ud menuliskan surat ketika menerima rombongan jin yang ingin membaiat Nabi SAW.

Sebelumnya, para jin telah bertemu dengan Nabi SAW di Nakhlah ketika beliau dalam perjalan pulang dari Tha'if pada tahun ke-10 kenabian. Masjid yang mengalami pemugaran pada 1421 Hijriah ini disebut pula sebagai Masjid al-Haras.

Lokasi masjid ini terletak di sebelah kiri jalan dari Permakaman Ma'la. Tepatnya, di samping jembatan penyeberangan. Sementara itu, Permakaman Ma'la termasuk kompleks historis di Kota Makkah. Letaknya tak jauh dari Masjid Jin.

Menurut Al Fakihi, tidak ada satu penduduk pun di Makkah yang tahu menghadap kiblat kecuali para penghuni Permakaman Ma'la. Sebab, mereka semua menghadap lurus ke arah kiblat.

Di lokasi kuburan ini, terdapat makam Siti Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Selain itu, juga terdapat tempat bersemayam jasad para sahabat nabi, tabi'in, dan orang-orang saleh.

photo
Kompleks pemakaman Ma'la adalah tempat pemakamanan istri Nabi Muhammad yaitu Siti Khodijah dan sejumlah sahabat nabi lainnya. (Republika/Muhammad Hafil)

Kompleks ini layaknya permakaman umumnya di Arab Saudi. Dipagari tembok. Di dalamnya, tidak ada nama atau nisan penanda siapa penghuni makamnya. Seluruh kuburan di sini rata dengan tanah. Hanya ditandai batu-batu berukuran sedang yang terpancang.

Di sekitar Masjid Jin dan Ma'la, terdapat satu trotoar luas. Di mana, di situ banyak burung merpati yang hinggap untuk mengambil makanan berupa jagung yag diberikan oleh para pengunjung.

Sekitar 500 meter lagi ke arah timur pemakaman Ma’la, sebenarnya tampak banyak jamaah haji Indonesia di sana. Ya, mereka sedang mengunjungi pusat perbelanjaaan Jafariah. Orang-orang menyebut "Tanah Abang" ala Makkah.

Seperti pantauan Ihram.co.id, Senin (29/7), banyak jamaah Indonesia yang keluar dari Jafariah menenteng berbungkus-bungkus kantong plastik besar. Mereka baru saja membeli pelbagai barang untuk oleh-oleh kepada sanak famili di Tanah Air.

Sayang sekali, tidak ada yang mampir atau singgah ke Ma’la atau Masjid Jin. Mungkin saja, karena mereka tidak jalan kaki dari Masjid Al Haram ke Jafaria. Tetapi, naik bus shalawat. Umumnya, dari Ja’fariah, jamaah Indonesia langsung kembali ke pemondokannya dengan naik taksi karena bawa barang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement