Selasa 30 Sep 2014 16:53 WIB

Hudaibiyah

Sekelompok onta berjajar menikmati makanan di peternakan unta masyarakat setempat di kawasan Hudaibiyah, pinggiran Kota Makkah.
Foto: Antara/Zarqoni/ca
Sekelompok onta berjajar menikmati makanan di peternakan unta masyarakat setempat di kawasan Hudaibiyah, pinggiran Kota Makkah.

Oleh: A Syalaby Ichsan

Hudaibiyah merupakan kota yang berada di sekitar 26 kilo meter dari Masjidil Haram. Saat ini, kawasan tersebut juga dikenal sebagai daerah perbatasan Tanah Haram sehingga sering dijadikan tempat miqat jamaah haji.

Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama telaga yang disebut telaga Asy-Syumaisi. Sejarah Islam menyebutkan, Hudaibiyah menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah).

Di kota ini, Rasulullah SAW dan kaum Quraisy Makkah membuat perjanjian untuk saling tidak menyerang, kemudian membuka peluang umat Islam Madinah untuk mengislamkan pendudukan Kota Makkah.

Pada Dzulqaidah 6 Hijriah, Rasulullah yang hendak melakukan umrah bersama sekitar 1.500 orang kaum Muslimin hendak disambut dengan perang oleh kafir Quraisy. Rasulullah kemudian mengirim Utsman bin Affan untuk berdiplomasi. Utsman lantas ditangkap.

Setelah itu, kaum Muslimin bersumpah akan memerangi kafir Quraisy sampai titik darah penghabisan. Sumpah ini diikrarkan kepada sahabat Nabi di hadapan Rasulullah di bawah sebuah pohon di tepi telaga. Salah satu dahan pohonnya dipegangi oleh Ma’qil bin Yasir, sedangkan Umar Bin Khattab memegangi tangan Rasulullah. Bai’at ini dikenal sebagai Bai’at Ar-Ridhwan.

Ketakutan karena murkanya kaum Muslimin, kaum Quraisy lalu melepaskan Utsman dan bersedia bernegosiasi. Lantas, lahirlah perjanjian Hudaibiyah yang terkenal. Dalam perjanjian tersebut, umat Islam menunda umrah hingga setahun. Kemudian, mereka pun melakukan gencatan senjata selama 10 tahun.

Kawasan Hudaibiyah kini juga sudah berkembang menjadi kawasan permukiman. Di sepanjang jalan dari Makkah ke Hudaibiyah, akan terlihat peternakan unta dan domba di sela-sela pegunungan dan bukit pasir. Pemerintah Arab Saudi sedang intensif mengembangkan daerah ini sebagai kawasan peternakan unta dan kibas (kambing).

Di Hudaibiyah ini, jamaah haji yang melakukan ziarah juga bisa melihat pemerahan susu unta sekaligus mencicipinya. Lokasi pemerahan berada di sisi kiri jalan, di areal padang pasir. Di padang pasir ini, ada beberapa peternak. Peternak masing-masing memelihara delapan hingga 10 ekor unta, yang biasanya terdiri atas tujuh ekor unta betina dan empat anak unta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement