Sabtu 05 Sep 2015 08:41 WIB

Demi Puncak Haji, Baginda Dievakuasi ke Makkah dengan Ambulans

Rep: EH Ismail/ Red: Indah Wulandari
Balai Pengobatan Haji Indonesia daerah kerja Makkah
Foto: Heri Ruslan/Republika
Balai Pengobatan Haji Indonesia daerah kerja Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Sebanyak lima jamaah haji Indonesia dievakuasi ke Makkah untuk menunggu puncak haji. Kelimanya adalah pasien di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah, Arab Saudi.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah PPHI Arab Saudi Darmawali Handoko mengatakan, seluruh jamaah yang dievakuasi akan terlebih dahulu bermiqat di Bir Ali, sekitar tujuh kilometer dari Kota Madinah.

Miqat atau memulai menggunakan baju ihram diperlukan karena sesampainya di Makkah jamaah harus langsung melaksanakan umrah qudum (umrah kedatangan di Kota Makkah).

“Walaupun sedang sakit, kita pastikan betul ibadah setiap jamaah harus terpenuhi karena itu yang menjadi intinya,” ucap Handoko kepada Republika.co.id di Madinah, Jumat (4/9) malam.

Sebelum dievakuasi, dokter akan memastikan kondisi pasien memenuhi persyaratan bisa menempuh perjalanan sekitar enam sampai tujuh jam melalui jalur darat.

Handoko menjelaskan, dalam proses evakuasi, jamaah ditemani satu orang dokter dan satu orang paramedis di dalam ambulans. BPHI Madinah juga tidak bisa sembarangan membawa orang sakit.

Seluruh penumpang yang berada di dalam ambulans, termasuk pasien dan pengemudi, harus membawa surat jalan resmi yang dikeluarkan BPHI Madinah. Surat jalan digunakan saat pengecekan oleh Pemerintah Arab Saudi terhadap semua kendaraan yang akan memasuki Kota Makkah.

Ambulans yang membawanya pun harus dilengkapi peralatan gawat darurat yang memadai. “Setibanya di Makkah, jamaah akan diserahterimakan ke BPHI Makkah dan tetap menjalani perawatan,” ujar Handoko.

Ada lima jamaah haji pasien BPHI Madinah yang diangkut dengan tiga ambulans ke Makkah. Kelimanya adalah Baginda Soilangon, Abdul Toha Nurdin, Madani, Dede Hayati, dan Hasan Arifin.

Baginda adalah pasien pertama yang diberangkatkan ke Makkah. Dari BPHI Madinah, Baginda dibawa dengan ambulans dan didampingi dokter Mohammad Maulana Efry serta paramedis Zulqurnain.

Berkursi roda, jamaah haji asal Medan, Sumatra Selatan tersebut dimasukkan ke dalam ambulans dengan selang infus masih menempel di tangannya. Baginda yang sudah menggunakan kain ihram kemudian ditidurkan di tempat tidur ambulans.

Baginda menceritakan, empat hari lalu, dia sudah sempat berada di Bir bersama dengan rombongannya. Akan tetapi, saat di Bir Ali, tensi darahnya naik sehingga Baginda jatuh pingsan dan dilarikan ke BPHI.

“Saya sudah shalat di Bir Ali, tapi nggak tahu kenapa tensi saya tiba-tiba naik,” kata Baginda. Dia berharap bisa segera sampai Makkah dan bergabung kembali dengan rombongannya. “Saya nggak mau sendirian terus.”

Dokter Efri yang mendampingi Baginda menjelaskan, Baginda mengalami shock cardio atau gagal jantung saat berada di Bir Ali. Baginda akan merasa sangat kelelahan manakala berjalan sedikit saja. “Dia sudah empat hari menjalani perawatan di BPHI,” ucap Efri.

Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian  Agama, sampai Jumat (4/9), sudah ada 10.892 jamaah haji yang mendapatkan perawatan di tingkat kloter.

Untuk rawat jalan, ada 4.372 jamaah di tingkat sektor dan 150 jamaah di BPHI Madinah. Adapun jumlah pasien yang harus dirawat inap berjumlah 43 jamaah di BPHI Madinah dan 29 jamaah di rumah sakit Arab Saudi di Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement