Ahad 04 Sep 2016 01:00 WIB

Dimensia Landa Jamaah Haji Lansia

Jamaah Haji Lansia
Foto:
Jamaah berhamburan di halaman Masjidil Haram usai melaksanakan shalat jumat di Masjidil Haram, Makkah, pada 12 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH --Tak sedikit jamaah haji lanjut usia yang terpisah dari rombongannya ketika ditemukan di salah satu sudut Masjidil Haram itu sudah dalam kondisi sangat lemas sehingga tidak lagi mampu berdiri apalagi berjalan.

Seorang petugas siang itu tampak kerepotan menggendong seorang kakek yang bahkan sudah tidak mampu lagi untuk berpegangan dibahu petugas itu sehingga ia beberapa kali melorot.

Berbeda dengan di sejumlah area tempat berkumpulnya ribuan orang, di mana panitia selalu memberikan banyak penunjuk arah. Di kompleks Masjidil Haram hampir tidak ditemukan penunjuk arah sama sekali, yang ada adalah papan-papan nama lokasi. Sehingga wajar jika misalnya ada jamaah yang salah keluar pintu, dia tidak akan tahu harus berjalan lurus atau belok kanan atau kiri untuk menemukan pintu yang ia tuju.

Akibatnya banyak jamaah yang sangat kelelahan karena berputar-putar di dalam masjid yang penuh dengan cabang itu. "Masuk melalui pintu 79...tapi ketika saya cari pintu itu tidak, sudah mondar-mandir di sini, angkanya kecil semua," kata nenek Sani (67), jamaah yang berangkat dari embarkasi Surabaya.

Wajar jika si nenek tidak dapat menemukan Bab Ali Fadh karena ia mencari di kawasan Bukit Safa dan Marwa yang terletak jauh di seberang Bab Ali Fadh. Seorang jamaah asal Kudus yang tinggal di kawasan Mahbas Jin bahkan masih tersesat saat menjalankan umrah sunnah yang artinya ini bukan pertama kali melakukan ibadah di Masjidil Haram.

Ketika ditemukan berkeliaran di terminal Jiad ia tampak menggenggam kartu bus rute empat yang harusnya berada di terminal Bab Ali. Dan dari terminal Jiad sama sekali tidak ada petunjuk arah yang harus ditempuh si jamaah untuk mencapai terminal Syib Amir. Namun dia beruntung karena masih tahu pemondokan dan rute bus yang harus ia gunakan.

Puluhan jamaah lainnya sama sekali tidak mengingat nama pemondokan atau rute bus yang harus ditempuh, hal itu diperparah dengan mereka tidak membawa kartu identitas sehingga petugas butuh waktu untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement