Ahad 12 Mar 2017 04:32 WIB

Air Zamzam, Kendi Orang Yaman: Kisah Penyerbuan Ka’bah

Ilustrasi Minum Air Zamzam
Foto: dok.Republika
Ilustrasi Minum Air Zamzam

Bagi warga Makkah, lanjut Baluki keberadaan air Zamzam memang sangat berarti. Bahkan, mereka sangat memuliakan air Zamzam sehinggga hanya dipakai untuk keperluan minum dan wudhu.

‘’Di luar itu, pemenuhan kebutuhan air bagi warga Makkah, diambil dari pasokan air Zubaidah. Uniknya, air asal Thaif dan Zubaidah memang beda rasanya dan tak pernah bisa bercampur. Bila dibandingkan Air Zubaidah terasa lebih manis dari pada air Zamzam,’’  katanya.

Di zaman dahulu, air Zamzam diambil dengan cara ditimba. Mereka yang melakukannya adalah orang-orang yang berasal dari Yaman. Setelah ditimba air dimasukan ke dalam ‘Zurak’ (kendi). Kendi itu kemudian mereka bawa keliling untuk ditawarkan kepada para jamaah Masjidil Haram dengan mengharap imbalan berupa uang untuk ganti jasa membawa dan menimbanya di sumur Zamzam.

‘’Jadi untuk minum air Zamzam berbeda dengan sekarang. Sampai tahun 1980-an yakni sebelum ada pengeboran dan renovasi sumur Zamzam orang-orang Yaman itu menawarkan minum air Zamzam sembari membawa ‘Zurak’. Bila ada yang mau, maka mereka menuangkan ke dalam gelas, sembari meminta sumbangan seikhlasnya (1-5 real) dengan alasan ganti tenaga untuk menimba air. Jadi masih sangat tidak teratur seperti sekarang,’’ kata Baluki.

Memang sempat ada kekhawatiran ketika pemerintah kerajaan Arab Saudi merenovasi sumur Zamzam. Menurut Baluki, banyak orang yang khawatir bila dipompa atau bahkan dibor hingga kedalaman 300 meter, mata air yang ada di sumur peninggalan Siti Hazar itu akan berhenti mengalir. Tapi kenyataan ini tak terbukti, air sumur Zamzam tetap melimpah sampai sekarang.

‘’Makkah adalah semacam lembah. Belakangan ada gambar citra satelit  bahwa pasokan air untuk mata air Zamzam itu berasal dari berbagai bukit yang ada di sekitarnya, bahkan ada semacam ‘saluran alami yang terkoneksi dengan mata air yang ada di Thaif. Jadi sumur Zamzam semacam 'tampon' (wadah air). Namun anehnya, meski begitu rasa air Zamzam tetap berbeda dan tak bisa bercampur dengan air lainnya,’’ ujarnya.

Tak hanya untuk mencukupi kebutuhan air minum jamaah yang ada di Masjidil Haram, air Zamzam juga kini dipasok untuk memenuhi kebutuhan minum jamaah yang berada di Masjid Madinah. Di hari biasa, pasokan air Zamzam yang di bawa ke Makkah diangkut memakai 50 truk tangki ke Madinah. Jumlah ini akan berlipat minimal sebanyak tiga kali lipat sewaktu musim Ramadhan dan haji tiba.

‘’Pernah ada yang berpikir air Zamzam dipasok dari Makkah ke Madinah melalui jaringan pipa. Tapi sampai sekarang sepertinya belum dilakukan. Pasokan ke air Zamzam ke Madinah masih menggunakan truk tangki,’’ ungkap Baluki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement