Ahad 24 Apr 2022 05:29 WIB

Peran Alquran dan Hadis dalam Perkembangan Sastra Islam

Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar

Masjid Agung Umayyah
Foto: gohistory.com
Masjid Agung Umayyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada masa Islam, kata al-adab, berubah arti menjadi pengetahuan tentang sesuatu dan pendidikan. Dari kata itu kemudian muncul istilah al-adib yang berarti orang yang mengetahui atau pendidik. Kemudian, istilah itu berkem- bang menjadi sastrawan.

Menurut sebuah riwayat, studi bahasa Arab pertama kali sebenarnya telah dilakukan sejak era Kekhalifahan Ali RA. Hal itu dilakukan setelah khalifah melakukan kesalahan saat membaca Alquran. Dia lalu meminta Abu al-Aswad al-Du'ali untuk menyusun tata bahasa (gramar) Arab.

Khalil bin Ahmad lalu menulis Kitab al- Ayn, kamus pertama bahasa Arab. Sibawaih merupakan sarjana Muslim yang menulis tata bahasa Arab yang sangat populer lewat bukunya berjudul al-Kitab. Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam.

Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Tak heran, bila di zaman itu muncul sastrawan Islam yang terkemuka dan berpengaruh.

 

Di era kekuasaan Dinasti Umayyah (661 M ? 750 M), muncul sebutan al- mua'addibun yang berarti sekelompok guru dan pendidik yang mengajarkan syair, cerita, sejarah bangsa Arab, dan masa hidup serta keturunan mereka.

Alquran dan hadis mempunyai peranan penting dalam proses perkembangan sastra pada masa ini. Para penyair Muslim awal hingga kontemporer pun terilhami. Yang jika dirangkaikan, emosi, rasa, serta rasio sebagai akarnya, umat Muslim ibarat tanamannya, dan sastra sebagai hasilnya atau buahnya, papar Prof Taufiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement