Senin 22 Apr 2019 13:46 WIB

Petugas Wajib Infus Jamaah Haji yang Tampak Lemas dan Pucat

Petugas juga diminta mengingatkan jamaah agar makan tepat waktu

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka berpose disela-sela saat wawancara di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka berpose disela-sela saat wawancara di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (17/10).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan Tenaga Kesehatan Haji Daerah (TKHD) diminta melaksanakan standar prosedur dalam melayani jamaah haji. Salah satu yang dinilai mesti dilaksanakan keduanya adalah, tidak ragu untuk melakukan infus ketika jamaah terlihat lemas dan sakit.

"Pokoknya semua jamaah, kalau sudah terindikasi sakit lemas, langsung diinfus. Tidak boleh tidak ada yang diinfus," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Eka Jusup Singka dalam acara sinkronisasi TKHD Provinsi DKI Jakarta, di Kantor Dinas Kesehatan, Senin (22/4).

Baca Juga

Eka meminta semua petugas kesehatan di bawah koordinasi Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) proaktif bertanya kepada tiap jamaah. Misalnya, apakah mereka benar sakit sebelum atau setelah melontar jumrah. Sebab, jika mereka bersikeras memaksakan diri melontar jumrah, maka keselamatannya dapat dalam bahaya. "Jamaah yang tidak mampu melontar jumroh harus di-badal-kan," kata Eka.

Hal lain yang juga penting diperhatikan adalah mengingatkan jamaah haji sebelum berangkat ke Masjidil Haram. Mereka diimbau untuk tidak dalam kondisi lapar. Sebab, kondisi di Tanah Suci tidak sama dengan di Tanah Air.

"Petugas kesehatan harus tahu ini sebelum ke masjid harus sarapan dulu kalau sulit bawa ini dan itu bawa kurma tiga sampai lima butir, dan tidak lupa bawa alat pelindung diri seperti payung dan masker" papar dia.

Eka menyebut, bila semua petugas melaksanakan fungsinya secara baik, maka hal itu dapat mengurangi risiko para jamaah selama di Tanah Suci. "Jadi tolong laksanakan apa yang telah disampaikan dalam pelatihan-pelatihan. Sehingga kita bisa melayani dengan baik para tamu Allah," ujar dia.

Menurutnya, aspek kesehatan dan syariat tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam praktik di lapangan. Haji diharapkan dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan masing-masing Muslim. Karena hal, dia meminta, tiap petugas kesehatan haji untuk selalu berdoa demi lancarnya pelaksanaan tugas dalam melakukan  pelayanan, pembinaan, dan perlindungan terhadap jamaah haji.

"Semua petugas sebelum bekerja harus berdoa, supaya semua pekerjaaan kita dipermudah," katanya.

Misalnya, dengan mengucapkan doa La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim kalapetugas kesehatan akan memasuki Armina. Itu sebagai bentuk merendahkan diri di hadapan Allah. Sebab, tidak ada daya dan kekuatan selain dari pertolongan Allah.

"Begitu juga dengan melayani haji, juga ngurus negara harus mengucapakan tidak ada daya dan kekuatan selain pertolongan Allah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement