Kamis 27 Jun 2019 11:48 WIB

Cuaca Panas, Kemenag Minta Petugas Haji Siapkan Diri

Cuaca panas menjadi tantangan bagi petugas haji.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan haji 1440H/2019M bertepatan dengan musim panas. Suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42 derajat dan diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat celcius.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis mengatakan kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji. Terutama bagi petugas di layanan bus shalawat (bus pengantar jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram, pergi – pulang).

Baca Juga

Para petugas ini disebut berjaga di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh, demi memberikan layanan kepada jamaah. Berbeda dengan halte di Jakarta, tempat pemberhentian layanan transportasi di Makkah hanya berupa bendera Merah Putih.

Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sendiri telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal bus shalawat di Makkah. Layanan bus shalawat ini diberikan bagi semua jamaah, berbeda dengan tahun sebelumnya hanya 91persen jamaah.

“Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas, serta jumlah jemaah yang bertambah, menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi, jumlah petugas sama dengan tahun lalu,” ujar Sri Ilham dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (27/6).

Sri Ilham menambahkan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam sehingga jamaah tidak perlu khawatir akan tidak adanya bus. Hanya saja, untuk menghindari kepadatan, jemaah diimbau untuk berangkat ke Masjidil Haram lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu shalat.

“Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam usai salat jemaah,” lanjutnya.

Selain shalawat, jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah – Makkah – Jeddah atau Jeddah – Makkah - Madinah) dan masyair (Arafah-Muszdalifah-Mina).

Sebagaimana shalawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sedang layanan transportasi Masyair dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.

“Sebagai panduan petugas dan jemaah, PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Buku Saku Peta Layanan Transportasi Haji," uajrnya

Kementerian Agama sendiri sedang melakukan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petugas layanan transportasi darat bagi jemaah haji selama di Arab Saudi. Bimtek ini berlangsung di Cirebon selama tiga hari, 26-28 Juni 2019.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta terdiri dari calon PPIH Arab Saudi bidang transportasi pada daerah kerja (daker) bandara, Madinah, dan Makkah, petugas angkutan shalawat, serta pegawai Ditjen PHU dan Kankemenag Cirebon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement