Ahad 07 Jul 2019 18:59 WIB

Cuaca Panas, Kemenkes Minta Jamaah Haji Antisipasi Dehidrasi

Dehidrasi bisa berujung pada serangan panas (heat stroke) akibat cuaca panas.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Udara panas akan menyengat Arab Saudi samapai akhir Agustus 2019.
Foto: saudigazete.com
Udara panas akan menyengat Arab Saudi samapai akhir Agustus 2019.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta para jamaah haji Tanah Air mengantisipasi dehidrasi. Sebab dehidrasi bisa berujung pada serangan panas (heat stroke) akibat cuaca panas hingga menyebabkan kematian.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka mengatakan, sejak beberapa

Baca Juga

bulan lalu pihaknya sudah memiliki program kesehatan haji yang salah satunya berisi imbauan kepada jamaah haji. Para jamaah haji diminta membawa payung, banyak minum termasuk air putih, air isotonic, oralit karena suhu bisa maksimal kemarin bisa 44 derajat Celcius.

"Selain itu makan buah-buahan karena mengandung air, mineral, vitamin yang asli," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (7/7).

Ia meminta para jamaah menyadari dan menerapkan imbauan Kemenkes. Sebab, ia menyebut kalau jamaah haji dibiarkan kekurangan cairan maka bisa berakibat fatal mengalami heat stroke.

Bahkan, ia menyebut kipas angin yang banyak disediakan di sana tidak dapat membantu jamaah yang mengalami kondisi ini. Ia menyebut penguapan banyak terjadi dan justru membuat penguapan kondisi sekitar jamaah haji.

"Jadi heat stroke merupakan kondisi yang sudah sangat parah. Sebab cairan di tubuhnya benar-benar habis dan orang yang mengalaminya biasanya meninggal dunia," katanya.

Ia mengakui 308 Panitia Penyelenggara lbadah Haji (PPIH) bidang kesehatan memang sudah dibekali ilmu menangani jamaah haji yang mengalami dehidrasi seperti diguyur pakai air, banyak menyediakan infus. Ia menyebut PPIH ini memang turun ke jalanan di Arab Saudi utamanya di Arafah-Muzdalifah-Mina.

"Tetapi kan tidak mungkin sekitar 231 ribu jamaah haji bisa didatangi satu-satu sedangkan PPIH bidang kesehatan terbatas hanya 308 orang, itupun tersebar di tiga kota," ujarnya.

Jadi, ia meminta para jamaah haji sadar mengenai ancaman ini dan potensi ini telah diberitahukan sejak awal. Selain itu, Eka menambahkan, Kemenkes ingin kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) ikut mengedukasi dan membimbing para jamaah haji. Ia menyebut KBIH memiliki peranan penting karena yang intens bersama dan berkomunikasi dengan para jamaah haji, bahkan tak jarang ada perjanjian tertentu antara KBIH dan jamaah haji.

"Jadi jangan hanya melulu melakukan bimbingan ibadah haji melainkan juga perhatikan aspek kesehatannya. Jaga kesehatan para jamaah haji," ujarnya.

Ia menyebut pihaknya sudah membicarakan masalah ini dengan KBIH. Ia menyebut Kemenkes juga telah berkomunikasi dengan stakeholder lain yaitu Kementerian Agama (Kemenag). Ia mengakui Kemenag sudah sangat kooperatif. Kendati demikian, pihaknya ingin Kemenag lebih menekan KBIH karena kementerian itu yang memberikan izin pada KBIH.

"Jadi KBIH pasti lebih mendengarnya. Jamaah haji harus diselamatkan, jadi kalau jamaah haji sehat maka semua untung," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement