Senin 08 Jul 2019 18:10 WIB

Kenali Dimensia, Penyakit yang Rentan Dialami Jamaah Haji

Penyakit dimensia rentan menyerang jamaah haji akibat kurang cairan.

Salah seorang petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI)  Madinah sedang menangani pasien atas nama Mursiti (71), jamaah asal Mandailing Natal (Madina) Embarkasi 001 Batam, Ahad (7/7) waktu Arab Saudi. Pasien ini mengalami demensia dan dehidrasi.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Salah seorang petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah sedang menangani pasien atas nama Mursiti (71), jamaah asal Mandailing Natal (Madina) Embarkasi 001 Batam, Ahad (7/7) waktu Arab Saudi. Pasien ini mengalami demensia dan dehidrasi.

IHRAM.CO.ID, 

 

Baca Juga

 

JAKARTA— Penyakit demensia atau yang lebih dikenal dengan bahasa awam pikun merupakan kasus yang banyak dijumpai pada jamaah haji lanjut usia di Arab Saudi pada musim haji 2019.

Berdasarkan keterangan pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Senin (8/7), terdapat beberapa jamaah haji yang menjalani perawatan oleh petugas medis terkait demensia sejak kelompok terbang pertama datang pada Sabtu (6/7) siang.

Gangguan kesehatan seperti yang dialami jamaah haji wanita berusia 78 tahun asal Kepulauan Riau yang ditangani Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah kerap dijumpai pada kelompok lanjut usia (geriatri). Kondisi diperberat dengan kurangnya konsumsi cairan.

"Setelah kita berikan cairan dan terapi kondisinya cukup membaik dan tadi pagi sudah kita pulangkan,”  kata Kepala Pelayanan Medik KKHI Madinah dr Az Hafid Nashar. 

Gejala demensia atau kondisi yang ditandai dengan penurunan setidaknya dua fungsi otak seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai, juga dialami jamaah haji laki-laki yang berusia 76 tahun dari Surabaya.

Selain demensia, beberapa jamaah juga telah dirawat di KKHI Madinah terkait dengan jamaah yang terjatuh atau terkilir. Satu jamaah bahkan mengalami retak pada tempurung lutut dan harus menjalani operasi di rumah sakit Arab Saudi.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, secara terpisah menyatakan bahwa semua pasien harus dikelola dengan baik. Terutama asupan cairan dan gizi yang harus diperhatikan agar kasus-kasus seperti yang terjadi pada kelompok lansia tersebut dapat cepat tertangani.

Dia menjelaskan, KKHI Madinah memberikan layanan kesehatan dasar dan spesialistik. Klinik yang baru saja diresmikan pada Mei 2019 lalu ini mempunyai 14 dokter umum, 13 dokter spesialis, 33 perawat dan beberapa tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, rekam medik dan sanitarian.

Fasilitas kesehatan berlantai lima tersebut memiliki fasilitas lengkap mulai dari UGD, ICU, depo obat, laboratorium, ruang rawat inap hingga kamar tidur bagi petugas kesehatan haji daerah kerja Madinah dan bandara.

Eka mengatakan, layanan yang diberikan KKHI tidak bersifat eksklusif hanya melayani jamaah haji reguler Indonesia saja. Jamaah haji khusus dan warga negara Arab Saudi jika memang membutuhkan layanan kesehatan akan tetap dilayani.

“Berkaca dari layanan tahun-tahun sebelumnya, penyakit yang sering ditangani di KKHI Madinah di antaranya luka diabetes, kaki melepuh, dan heat stroke (sengatan panas).

 

  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement