Rabu 10 Jul 2019 02:52 WIB

Titip Salam untuk Rasulullah SAW

Penulis mendapat amanah dari para sahabat untuk titip salam kepada Nabi SAW

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Kawasan Raudhah dan koridor di depan Makam Rasulullah SAW kian padat menyusul makin banyaknya jamaah haji yang tiba di Madinah, Selasa (24/7). Para jamaah berebut mengunjungi tempat yang disebut penuh berkah tersebut.
Foto:

Ada diskusi menarik di kalangan generasi salaf, tentang kebiasaan mereka mengirimkan salam untuk Rasulullah SAW meski jarak yang berjauhan, melalui ‘mereka yang ke Madinah’. Istilah lain, tukang pos, yang menyampaikan surat kepada orang yang ditujukan. Mereka kerap menitipkan salam untuk Rasulullah kepada kerabat atau kolega yang hendak pergi menuju Madinah.

Sayyid Muhamamad bin ‘Alawi al-Maliki dalam kitabnya yang berjudul Mafahim Yajib an-Tushahhah telah memaparkan beberapa kisah tentang kebiasaan tersebut. Di antaranya cerita yang dinukilkan dari Qadhi ‘Iyadh dalam kitab as-Syifa berikut ini.

Suatu ketika Yazid al-Mahdi yang hendak pergi menuju Madinah, berpamitan dengan Umar bin Abdul Aziz yang berada di Baghdad ketika itu.

Yazid bertanya kepadanya, "Ada titipan apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?” “Saya melihat Anda menuju Madinah, jika sampai di Makam Rasulullah SAW, sampaikan salam saya untuk Baginda Rasul."

Imam al-Khafaji menjelaskan, di antara rutinitas generasi salaf yaitu mereka mengirimkan salam untuk Rasululah SAW, seperti yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz.

Bahkan, sejumlah riwayat menyebutkan Abdullah bin Umar tidak hanya berkirim salam ke Baginda Rasul, tetapi juga ke para sahabat seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab, meski jaraknya berjauhan hingga ribuan mil.

Dalam berbagai bacaan dan artikel di media massa, ada tulisan yang menjelaskan tentang budaya titip salam untuk Rasulullah ini.

Dalam Islam, tradisi titip salam sudah dikenal sejak masa Nabi Saw. masih hidup. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Malaikat Jibril pernah menitipkan salam kepada Sayidah Aisyah melalui Nabi Saw. Hadis dimaksud diriwayatkan Imam Bukhari dari Sayidah Aisyah, dia berkata bahwa Nabi Saw. berkata kepadanya.

“Wahai Aisyah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu. Kemudian Aisyah berkata, ‘Salam juga untuknya, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadanya. Engkau dapat melihat perkara-perkara yang tidak dapat aku lihat –yang dimaksud adalah Nabi Saw.’”

Bahkan ketika Nabi wafat, ada malaikat yang memang bertugas menyampaikan salawat dan salam dari umatnya untuk beliau. Dalam hadis riwayat Imam Nasa’i dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi Saw. bersabda; "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling di muka bumi, mereka menyampaikan salam untukku dari seluruh umatku.”

Dari hadis ini, meski Nabi Saw. sudah wafat, para ulama membolehkan menitipkan salam untuk disampaikan kepada beliau melalui jamaah haji atau lainnya.

Dalam kitab Al Majmu, Imam Nawawi mengajarkan cara menyampaikan titipan salam untuk Nabi Muhammad Saw. dari orang lain.

"Assalamu ‘alaika Ya Rasulullah dari ..(sebut nama orang yang menitipkan salam). Atau, ……(sebut nama orang yang menitipkan salam) mengucapkan salam kepada engkau wahai Rasulullah.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement