Jumat 28 Jun 2019 20:07 WIB

Sapuhi Apresiasi Tenda Bertingkat untuk Jamaah Haji di Mina

Proyek penyediaan tenda bertingkat di Mina dilakukan tahun ini.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Pemerintah Arab Saudi sedang mencoba menjajaki menyediakan tenda bertingkat untuk jamaah haji pada 2020. Tenda bertingkat ini dipamerkan pada acara Expo Masyair yang berlangsung di Arab Saudi.
Foto: Istimewa
Pemerintah Arab Saudi sedang mencoba menjajaki menyediakan tenda bertingkat untuk jamaah haji pada 2020. Tenda bertingkat ini dipamerkan pada acara Expo Masyair yang berlangsung di Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) menyambut baik jika penggantian tenda di Mina dengan tenda bertingkat digunakan tahun ini. Tenda bertingkat mememang diperlukan untuk kenyamanan jamaah haji.

Ketua Sapuhi H Syam Resfiadi mengatakan, tenda bertingkat salah satu jalan keluar yang luar biasa bila disetujui Pemerintah Saudi Arabia. Untuk itu Sapuhi menyambut positif jika tenda bertingkat itu digunakan pada musim haji tahun ini.

Baca Juga

"Karena tenda itu dapat menampung 2 X jumlah jamaah yang ada selama ini," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/6).

Meski demikian Syam Rersfiadi menyampaikan beberapa catatan terkait tenda bertingkat jika memang akan digunakan tahun ini atau tahun depan. Catatan itu salah satu di antaranya tentang keberadaan toilet di dalam tenda.

"Namun perlu dipikirkan adalah toilet dan ruang makan bufenya juga agar bisa menampung penambahan jamaahnya," katanya.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis memastikan penggantian tenda di Minan bukan digunakan untuk musim haji tahun ini. Berdasarkan informasi dari Ketua Muassasah Asia Tenggara Amin Indragiri, proyek penyediaan tenda bertingkat tidak untuk dilaksanakan tahun ini.

Katanya foto dan video yang viral itu hanya contoh untuk diujicobakan pelaksanaannya, bisa jadi untuk tahun depan. "Contoh tenda tersebut berada di pameran," katanya.

Mina selalui menjadi isu krusial dalam penyelenggaraan ibadah haji. Sebab, luas areal Mina sangat terbatas sehingga jemaah hanya mendapat ruang yang sangat sempit saat menginap (mabit) di sana.

Apalagi, proses menginap berlangsung cukup lama, dua sampai tiga malam. Keterbasan area itu juga berdampak pada keterbatasan toilet. Akibatnya, fase mabit di Mina selalu diwarnai antrian panjang jemaah saat akan ke toilet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement