IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memuji Indonesia atas kinerjanya dalam menyelenggarakan dan melayani jamaah haji. Hal itu disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dalam keterangan persnya kepada wartawan di Kantor Urusan Haji Indonesia, Madinah, Ahad (14/7).
“Ini kejadian yang sangat istimewa. Pertama kalinya dalam sejarah, jamaah haji Indonesia disambut langsung oleh Pangeran Arab Saudi, putra Raja Salman, yakni Pangeran Faisal Ibnu Salman bin Abdul Aziz Al Saud, yang juga Gubernur Madinah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kata Agus Maftuh, turut pula mendampingi Pangeran Arab Saudi oleh Men teri Haji dan Umrah Arab Saudi, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, baik dari kementerian dalam negeri, maupun lainnya.
Hal ini, kata dia, menunjukkan betrapa dekatnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi. Pihaknya sering menyebut hubungan kedua negara ini dengan istilah Poros Saudnesia, yakni Saudi Arabia dan Indonesia.
“Ini menunjukkan hubungan kedua negara menikmati masa-masa indah, masa-masa keemasan Indonesia dan Saudi,” terangnya.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel (berjas) memberikan keterangan pers usai bertemu dengan Pangeran Faisal Ibnu Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, yang juga Gubernur Madinah, Madinah, Ahad (14/7). Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memuji penyelenggaraan haji Indonesia. Foto: Syahruddin eL-Fikri/Republika
Dijelaskan Agus Maftuh, Putra Raja Salman secara langsung datang ke Bandara Madinah, dan menyambut jamaah haji Indonesia yang baru tiba di Madinah.
“Beliau menyatakan gembira dan bahagia, karena penyelenggaraan haji Indonesia terbilang sangat bagus dibandingkan negara lainnya. Beliau memuji sistem penyelenggaraan haji Indonesia yang mampu memberangkatkan jamaah haji dalam jumlah yang sangat besar, bahkan terbesar di dunia, dan paling rapi” ujarnya.
Pantas Jadi Model Dunia
Bahkan, lanjut Agus Maftuh, system yang dijalankan Indoensia dalam penyelenggaraan haji akan menjadi prototype (model) untuk dikembangkan dan digunakan untuk seluruh negara lain.
“Saya sampaikan terima kasih kepada beliau atas segala keistimewaan yang diberikan oleh Almamlakah al-Arabiyah (Kerajaan Arab Saudi) kepada jamaah haji Indonesia," ungkap Agus.
Dalam kesempatan pertemuan itu pula, lanjutnya, Putra Raja sempat menanyakan seragam yang dipakai jamaah haji Indonesia. “Apakah itu pakaian tradisional?” “Saya katakan, bahwa itu batik, pakaian khas Indonesia dan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.”
Selain itu, tambahnya, Indonesia juga menjadi negara pertama yang mendapatkan pelayanan fast track saat di Bandara. Sehingga, melalui layanan ini, jamaah haji hanya memerlukan waktu sekitar 1,30 menit per kloter untuk pemeriksaan di Imigrasi. “Ini adalah inovasi yang dikembangkan pemerintah Saudi dalam memperbaiki pelayanan kepada masyarakat,” kata Agus.
Ia menambahkan, saat ini hanya lima Negara yang diizinkan dan diberikan fasilitas layanan fast track, yakni Indonesia, Malaysia, Tunisa, Bangladesh, dan Pakistan. Kelima Negara ini karena mengirimkan jamaah haji dalam jumlah yang sangat besar.
Agus Maftuh berharap, melalui diplomasi-diplomasi yang dijalankan pemerintah Indonesia dan menjaga hubungan kedua Negara, diharapkan kuota jamaah haji Indonesia pada tahun-tahun mendatang terus meningkat.
“Sebenarnya kemarin kita meminta 29 ribu kuota, namun saat Presiden Jokowi berkunjung ke Saudi, baru diberikan 10 ribu. Kita berharap, 19 ribu tambahan lagi agar genap 250 ribu kuota di masa mendatang,” terangnya.
Agus menegaskan, bahwa penduduk Indonesia yang berangkat haji usianya sangat lanjut. Bahkan hingga di atas usia 70 tahun. sementara, mereka menanti hingga 30-40 tahun. “Atas alasan ini, tampaknya pemerintah Saudi, bersedia menambahkan karena melihat keinginan dan keseriusan yang nyata dalam membantu pelayanan jamaah haji,” ungkapnya.
Hal lain yang sedang ditindaklanjuti, kata Agus Maftuh, adalah kerja sama ekonomi. Selama ini, kata Agus, kerja sama ekonomi masih pada bidang migas. “Kita ingin bidang nonmigas bisa kita ajukan dan dorong agar produk-produk Indonesia juga dapat diterima di Saudi ini,” terangnya.
Sebelumnya, hal senada juyga diungkapkan Konjen KJRI Jeddah, Muhammad Hery Saripudin. Hery mengatakan, banyak produk ekonomi yang bisa masuk ke Saudi. Antara lain, ikan patin, bumbu dapur, pakaian, obat-obatan, susu, dan lainnya. “Insya Allah, akan terus kita kembangkan agar hubungan dan perekonomian Indonesia semakin baik lagi,” terang Hery.