Senin 15 Jul 2019 13:46 WIB

Empat Faktor Ini Perlu Diwaspadai Jamaah Haji

Keempat faktor ini mesti jadi perhatian bagi jamaah haji asal Indonesia

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Jamaah haji di tengah cuaca terik
Foto: Republika/mgrol100
(Ilustrasi) Jamaah haji di tengah cuaca terik

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka mencatat ada empat faktor yang dapat menjadi penyebab seorang jamaah haji sakit atau meninggal dunia. Karena itu, menurut dia, keempat faktor ini perlu menjadi perhatian jamaah dan petugas kesehatan haji di Tanah Suci.

“Yaitu air, suhu, kelelahan dan adaptasi. Semua jenis penyakit bisa muncul karena kaitannya dengan empat faktor ini," kata Eka Jusup kepada Ihram.co.id, Senin (15/7).

Baca Juga

Faktor air berkaitan dengan keadaan tubuh yang kekurangan cairan atau dehidrasi. Penanganannya ialah melakukan rehidrasi kepada jamaah agar kondisi fisiknya kembali cukup cairan. Oleh karena itu, Eka Jusup meminta setiap jamaah untuk sesering mungkin meminum air mineral atau air zamzam saat beraktivitas di luar ruangan selama beribadah haji. Jamaah tidak perlu menunggu haus untuk mengonsumsi air minum.

"Waktu kunjungan ke kloter, saya lihat memang banyak sekali jamaah haji itu yang belum terpapar (mengetahui) betul tentang pentingnya minum air, atau ada yang tahu, tetapi perilakunya belum," katanya.

Berikutnya, faktor suhu yang berkaitan dengan cuaca di Tanah Suci yang panas.

Menurut Eka Jusup, suhu yang tinggi di Arab Saudi hanya dapat diatasi atau dihindari sama sekali. Caranya, misal, dengan selali menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar dan lengkap.

Di antara APD itu adalah kacamata hitam, topi, payung, sarung tangan, dan semprotan air. Jamaah juga harus bisa mengendalikan aktivitasnya, jangan terlalu memaksakan diri keluar ruangan bila tidak benar-benar perlu.

Faktor selanjutnya ialah kelelahan fisik jemaah. Menurut Eka Jusup, petugas haji di Tanah Suci akan siap sedia membantu jamaah haji asal Tanah Air yang sakit atau terlihat lemas. Mereka biasanya menyediakan infus yang adekuat untuk berjaga-jaga.

Faktor terakhir yakni soal adaptasi lingkungan. Masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi selama sekitar 40 hari. Hal ini tentu harus diatur dengan baik. Jamaah mesti dapat disiplin sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup. Dengan demikian, pada saat puncak haji mereka memiliki stamina yang prima.

Selain itu, kemampuan beradaptasi juga penting diperhatikan oleh semua pihak mulai dari jamaah sendiri maupun petugas kesehatan. Menurutnya, ketika jamaah bisa mengetahui bagaimana menyesuaikan diri dengan kondisinya saat di Tanah Suci, maka hal itu akan mengurangi risiko timbulnya penyakit.

Ketika jamaah tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru, lanjut Eka Jusup, maka dapat terjadi stres atau bahkan gangguan psikologis.

"Jadi ini adalah kunci di mana saya sampaikan kepada seluruh TKHI dan PPIH untuk memperhatikan empat faktor ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement