Selasa 23 Jul 2019 16:45 WIB

Pesan untuk Jamaah Haji: Utamakan Selalu Keselamatan

Ibadah sunah tidak dilarang, tetapi jamaah hendaknya tidak abai aspek keselamatan

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Jamaah haji sedang berdoa menghadap kiblat di lantai tiga Masjid Al Haram. Masjid di kota kelahiran nabi ini mulai dipadati oleh banyak jamaah haji dari berbagai negara di dunia sehingga terkadang membuat jamaah harus shalat di lantai tiga.
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Jamaah haji sedang berdoa menghadap kiblat di lantai tiga Masjid Al Haram. Masjid di kota kelahiran nabi ini mulai dipadati oleh banyak jamaah haji dari berbagai negara di dunia sehingga terkadang membuat jamaah harus shalat di lantai tiga.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia diimbau untuk selalu mendahulukan keselamatan diri. Jangan sampai, umpamanya, jamaah mengerjakan ibadah sunah, tetapi justru mengabaikan aspek keselamatan atau kesehatan.

Misalnya, mencium Hajar al-Aswad atau shalat di raudhah Masjid Nabawi, Madinah. Sebagaimana diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah jamaah mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, seumpama sempat terinjak-injak jamaah lain saat hendak mengambil tempat di raudhah atau mencium Hajar al-Aswad.

Baca Juga

Hal itu disampaikan ketua Tim Pemandu Ibadah Haji (TPIH) Kelompok Terbang (Kloter) 29 Embarkasi Solo, Saeful Hadi. Keselamatan diri jamaah mesti menjadi prioritas setiap mereka.

“Kami memang sering kali memberikan imbauan kepada jamaah agar tidak memaksakan diri shalat di raudhah jika terlalu berbahaya bagi keselamatan diri. Keselamatan diri harus lebih diutamakan,” ujarnya kepada Ihram.co.id di Madinah, Selasa (23/7).

 

Adapun bila ada waktu longgar, pihaknya tak bisa memaksakan jamaah. Hanya saja, dia berpesan agar tiap jamaah tak berangkat sendiri-sendiri. “Sebaiknya tetap bersama-sama dengan rombongan dan tidak berpisah-pisah,” jelasnya.

Pada intinya, keselamatan diri jamaah jauh lebih penting daripada mengejar ibadah sunnah. “Keselamatan, keselamatan, keselamatan. Itu jauh lebih utama dibandingkan ibadah sunnah yang utama,” ujarnya.

Bagaimanapun, Saeful tidak melarang jamaah untuk melakukan ibadah sunnah. Apalagi, ibadah pada tempat-tempat utama, seperti raudhah, multazam, mencium Hajar al-Aswad, shalat sunnah di Hijr Ismail, dan lain-lain.

“Tapi jika membahayakan keselamatan diri, sebaiknya tidak usah. Tinggalkan saja, kerjakan yang wajib saja,” terangnya.

Dia menambahkan, dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, pihaknya sangat menekankan jamaah untuk memerhatikan masalah ibadah sunah ini. “Silakan dimaksimalkan, namun tetap menjaga keselamatan diri,” paparnya.

Dalam pengamatannya dan informasi yang didapatkan dari ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu), mereka juga aktif menyosialisasikan hal ini kepada jamaahnya. “Alhamdulillah, jamaah bisa memahami,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement