Rabu 24 Jul 2019 04:10 WIB

Tip Agar Jamaah tak Terpisah di Masjid Al-Haram (2)

Jamaah diimbau menjaga fisik tetap segar saat beribadah di Masjid Al Haram.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Friska Yolanda
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Maskat Ali Jasmun.
Foto: Republika/M Hafil
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Maskat Ali Jasmun.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH --  Beberapa kasus jamaah terpisah dari rombongannya saat umrah terjadi di Masjid Al Haram.  Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) PPIH Arab Saudi, Maskat Ali Jasmun memberikan sejumlah tip agar jamaah tidak terpisah dari rombongannya.

Menurut Maskat, ketika pertama datang ke Masjid Al Haram, yang paling penting adalah kondisi badan dalam keadaan segar. "Istirahat dulu kalau jamaah baru tiba dari Madinah atau Jeddah," kata Maskat, Selasa (23/7).

Baca Juga

Menurut Maskat, biasanya jamaah kalau sudah tiba di Makkah, langsung buru-buru ingin umrah ke Masjid Al Haram. Padahal, jamaah bisa melepaskan penat dulu di hotel untuk istirahat.

Kemudian, pastikan jamaah semuanya membawa kartu bus yang sudah diberikan. Kartu bus akan diberikan sesuai dengan wilayahnya masing-masing. Di mana, di kartu bus itu tertulis nama terminal. jurusan,  dan nomor bus jamaah berdasarkan tempat pemondokan jamaah.

"Dengan kartu itu bisa tanya banyak orang. Misal kalau kartu bus nomor 7 berarti naik bus Shalawat di Terminal Syib Amir dan sebagainya," kata Maskat.

Kemudian, jamaah diharapkan setelah tahu nomor busnya, juga tahu terminalnya. Ada tiga terminal yang digunakan jamaah.

Yaitu, Terminal Syib Amir untuk seluruh jamaah yang berasal dari embarkasi seluruh Sumatra, Solo, Ujung Pandang/Makssar, dan Jakarta. Kemudian terminal Bab Ali untuk jamaah haji yang berasal dari embarkasi Lombok dan Surabaya. Kemudian, ada terminal Jiyad untuk jamaah yang berasal dari embarkasi JKS/Jawa Barat, Banjarmasin, dan Balikpapan.

Kemudian, untuk melaksanakan umrah di Masjid Al Haram, sebaiknya di waktu yang tidak terkena waktu shalat wajib. Karena, jika umrah kemudian ada azan dan shalat wajib, besar kemungkinan jamaah akan terpencar rombongannya. Karena, jamaah wanita dan laki-laki kemungkinan besar akan dipisah. 

"Tapi kalau setelah shalat wajib atau paling amannya setelah Isya atau setelah Subuh, insya Allah aman karena dari mulai thawaf, sa'i, hingga tahalul, tidak terpotong azan dan shalat wajib," kata Maskat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement