Jumat 02 Aug 2019 13:28 WIB

KKHI Ingatkan Jamaah Kurangi Aktivitas Jelang Puncak Haji

Mengurangi aktivitas akan memaksimalkan ibadah puncak haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah jamaah haji Indonesia yang sudah selesai menjalani perawatan inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah bersiap untuk kembali  pulang ke pemondokannya, Sabtu (27/7). Hampir setiap hari, KKHI Makkah memulangkan 15-20 orang jamaah yang sudah selesai dirawat ke pemondokannya. Hingga dua pekan jamaah haji yang masuk ke Makkah, KKHI sudah menerima 400-an lebih jamaah yang menjalani perawatan.
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Sejumlah jamaah haji Indonesia yang sudah selesai menjalani perawatan inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah bersiap untuk kembali pulang ke pemondokannya, Sabtu (27/7). Hampir setiap hari, KKHI Makkah memulangkan 15-20 orang jamaah yang sudah selesai dirawat ke pemondokannya. Hingga dua pekan jamaah haji yang masuk ke Makkah, KKHI sudah menerima 400-an lebih jamaah yang menjalani perawatan.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan jamaah haji untuk mengurangi aktivitasnya terutama yang masuk kategori risiko tinggi (risti) menyusul makin dekatnya puncak pelaksanaan haji.  

"Bagi jamaah, khususnya kelompok risti itu lebih baik energinya dihemat," kata Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Ali Setiawan, kepada Republika.co.id, Jumat (2/8).

Baca Juga

 Untuk itu Ali menyarankan, jamaah haji mengumpulkan tenaganya agar dapat melakukan ibadah saat puncak haji secara khusyuk dan maksimal. "Jadi jangan diforsir untuk kegiatan yang bukan rukun dan wajib haji," katanya.  

Terlebih, kata Ali, bagi jamaah yang lansia harus benar-benar memulihkan kondisi fisiknya menjelang Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna). Karena aktivitas di Armuzna sangat melelahkan bagi jamaah yang tidak siap kodisi fisiknya.  

Jangan sampai, kata dia, kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan ibadah haji justru menjadi penghalang ibadah hajinya. "Karena sakit, atau bahkan meninggalnya jamaah sebelum ibadah pokoknya dijalankan," katanya. 

Selain itu Ali juga mengingatkan kepada para petugas kloter, kelompok bimbingan haji, agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan jamaahnya. Jamaah harus selalu dianjurkan untuk selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti penutup kepala, kacamata, masker, botol air, dan alas kaki, jika hendak ke luar hotel. 

Anggota TPP Aji Muhawarman menuturkan, kematian akibat kelelahan dialami oleh almarhumah Siti Aminah (68 tahun). Jamaah haji asal Kloter SUB 63 Embarkasi Surabaya ini terpaksa tidak mengikuti puncak ibadah haji, karena meninggal akibat sengatan panas (heat stroke) dan kelelahan.

Melalui keterangan tertulisnya, Aji menceritakan, almarhumah Siti dan rombongannya mengikuti kegiatan ziarah ke Jabal Rahmah di Padang Arafah pada Rabu (31/7) siang waktu Arab Saudi. Di tengah terik matahari menyengat dan medan yang sulit tentu bukan perkara mudah bagi seorang lansia seperti Siti. 

Siti ditemukan pingsan saat tengah mendaki bukit. "Meskipun petugas haji sempat membawa dan diberikan resusitasi di KKHI Makkah dan dirujuk RS Arab Saudi, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.

Menurut Aji, meninggalnya, Siti Aminah menyita perhatian. Apa yang terjadi pada pasien asal Mojokerto tersebut jangan sampai terulang pada jamaah haji Indonesia lainnya. Untuk itu jamaah harus mengurangi aktivitasnya.

"Peristiwa ini mengingatkan kembali kepada kita semua khususnya para jamaah haji Indonesia agar bisa menjaga kondisi kesehatan tubuhnya," katanya.

Ali Yusuf

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement