Jumat 02 Aug 2019 07:47 WIB

Jamaah Haji Curhat ke Amirul Hajj: Kami Susah Sarapan Roti

Jamaah haji mengaku terbiasa sarapan nasi ketimbang roti.

 Ribuan jamaah haji ke luar dari Masjidil Haram seusai melaksanakan shalat Isya, Makkah, Rabu (31/7). Mereka bersegera ke Terminal Syib Amir untuk naik ke bus yang akan membawa mereka ke pemondokan.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Ribuan jamaah haji ke luar dari Masjidil Haram seusai melaksanakan shalat Isya, Makkah, Rabu (31/7). Mereka bersegera ke Terminal Syib Amir untuk naik ke bus yang akan membawa mereka ke pemondokan.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH— Sejumlah jamaah haji dari Embarkasi Solo (SOC) Jawa Tengah menyampaikan curahan hatinya (curhat) kepada Amirul Hajj, Lukman Hakim Saifuddin bahwa mereka tak suka dengan sarapan roti tapi lebih memilih untuk makan nasi di pagi hari.

“Sejauh ini memang makan yang didistribusikan kepada jamaah untuk makan siang dan makan malam. Sementara untuk makan pagi kita siapkan roti dengan perlengkapan untuk membuat teh dan membuat kopi begitu selama di Makkah,” kata Amirul Hajj yang juga Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin setelah meninjau pondokan jamaah di wilayah Jarwal, Makkah, Kamis (1/8).

Baca Juga

Pada saat peninjauan, Menag masuk ke kamar jamaah dan berdialog dengan calhaj yang menghuni kamar tersebut.

Lukman bertanya soal layanan hotel, air minum, hingga toilet, kemudian konsumsi yang didapatkan jamaah.

 

Ketika itu, sejumlah calhaj menyampaikan keinginan mereka untuk bisa mendapatkan sarapan berupa nasi bukan roti.

“Jadi memang ada masukan dari jamaah bagaimana kalau makan sehari tiga kali tentu ini akan menjadi perhatian kita. Tapi problemnya pada distribusinya untuk menu roti itu kan kita distribusikan pada saat makan malam,” katanya.

Menag mengatakan selama ini perusahaan katering yang menjadi rekanan di Arab Saudi kerap kali kesulitan dalam soal distribusi makanan kepada jamaah.

“Kalau harus ada makan pagi itu berarti setiap perusahaan katering harus mendistribusikan tiga kali dalam sehari sesuatu yang memang tidak mudah, mengingat kondisi kota Makkah sangat padat khususnya hari-hari menjelang wukuf. Ini tentu menjadi masukan yang harus dipertimbangkan,” katanya.

Oleh karena itu, Menag berharap jamaah dapat memahami keterbatasan tersebut dan pihaknya akan menjadikan masukan tersebut sebagai evaluasi agar ke depan pelayanan dalam penyelenggaraan haji dapat lebih dioptimalkan.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement