Senin 05 Aug 2019 20:08 WIB

Akhir Pemberangkatan, Barang Jamaah Haji Tetap Diperiksa

Petugas masih menemukan barang jamaah haji yang tak sesuai standar.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas Perlindungan Jamaah (Linjam) Eva Widiastuti, menunjukkan sejumlah barang yang disita dari jamaah haji asal Embarkasi Surabaya, Jumat (12/7). Barang-barang yang disita antara lain, rokok, jamu kuat, sari rapet, dan lainnya.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Petugas Perlindungan Jamaah (Linjam) Eva Widiastuti, menunjukkan sejumlah barang yang disita dari jamaah haji asal Embarkasi Surabaya, Jumat (12/7). Barang-barang yang disita antara lain, rokok, jamu kuat, sari rapet, dan lainnya.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Panitia penyelenggara ibadah haji (PPI) tetap memeriksa bawaan para jamaah sampai akhir keberangkatan 5 Agustus. Barang bawaan jamaah yang tak laik terbang dikeluarkan petugas.

Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian dan Hukum di kantor Dinas Kesehatan Kota Medan, Arifah, mengatakan masih banyak jamaah yang membawa barang bawaan yang tak sesuai standar kesehatan, seperti rokok dan jamu-jamuan.  

Baca Juga

Barang tersebut ditahan karena tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan melebihi batas maksimal. "Yang sering disita biasanya rokok, jamu, obat-obat kuat yamg dibawa jamaah dalam jumlah yang banyak," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (5/8).  

Arifah menuturkan, jika obat-obatan yang dibawa itu untuk kebutuhan jamaah itu sendiri selama berhaji, PPIH tidak mempermasalahkannya. Namun, jika obat-obatan itu dibawa dalam jumlah besar, apalagi tidak ada kaitannya dengan kesehatan petugas akan menyitanya. 

"Karena sudah dibuat daftar obat-obatannya yang sudah dilegalisasi  pihak pihak Kantor Kesehatan Pelabuah," katanya.  

Arifah mengatakan, pemeriksaan terhadap barang bawaan jamaah yang ada dalam koper, tujuannya untuk melancarkan proses kedatangan di debarkasi Jeddah atau Madinah. Pemeriksaan dilakukan petugas di setiap embarkasi. 

"Karna proses keberangkatan dan pemulangan sering terganggu dengan barang bawaan jamaah. Baik kelebihan timbangannya maupun barang yang tidak boleh dibawa," katanya.  

Menurut Arifah, jika sejak di Tanah Air barang bawaan jamaah sudah dipilah-pilah, maka bisa mempercepat jamaah masuk bandara kedatangan. Namun, menjadi otoritas Saudi jika ingin memeriksa kembali barang bawaan jamaah setelah sampai di Bandara Madinah atau Makkah  

"Seyogianya jika sudah disortir di Tanah Air di Saudi tidak dilakukan lagi. Tapi pihak Bandara Arab Saudi tentu tetap melaksanakan pengawasan barang yang masuk ke Arab Saudi dengan menggunakan x ray-nya," katanya.

Arifah menuturkan, selama ini proses pemeriksaan barang bawaan jamaah di embarkasi sampai Bandara di Medan, teknisnya adalah, pertama jamaah haji masuk asrama denga waktu jadwal yang sudah di tentukan.   

Setelah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan terakhir oleh pihak Kantor Kesehatan Pelabuah (KKP). Screening terakhir untuk laik terbang atau ditunda keberangkatannya.    

Selanjutnya proses sortir dan penimbangan kopor. Jika tida ada barang yang dikeluarkan, maka tinggal diperiksa oleh pihak maskapai dengan menggunakan x ray.

Sebelum masuk ke bandara, atau ketika di embarkasi jamaah diberikan arahan terkait pemeriksaan atau penyitaan barang bawaan. Setelah selesai pemeriksaan di embarkasi baru jamaah di antar ke bandara, masuk ruang tunggu dan siap diberangkatkan. "Sampai di bandara turun dari bus langsung naik ke pesawat," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement