REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama (Menag) yang juga Amirul Hajj Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan para petugas haji untuk selalu memerhatikan jamaah haji khususnya yang berasal dari Tanah Air. Apalagi, puncak ibadah haji pada 9 Dzulhijjah akan tiba. Untuk itu, perlu tugas ekstra agar jamaah terlayani dengan baik.
Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap jamaah, Menag mengimbau adanya formula "5-5-5.". Apa itu?
“Istilah formula 5-5-3 itu mencakup tiga hal yaitu fase peyelenggaraan haji, fase pra-wukuf, dan pasca-wukuf,” ujar Menag saat mengisi acara bertajuk "Malam Konsolidasi PPIH Arab Saudi" di Makkah, Selasa (7/8) malam waktu setempat.
Turut hadir Wakil Ketua DPR-RI Fahri Hamzah, Ketua Komisi VIII Ali Taher, sejumlah anggota DPR-RI, anggota amirul hajj, dan seluruh petugas haji Indonesia.
Sekitar 800 petugas haji menyimak pemaparan Menag dan pemateri lainnya. Mereka berasal dari berbagai divisi, seperti Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPIH), Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD), dan Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD).
“Melalui kondolidasi ini, saya harapkan para petugas bisa memperkuat dan memperteguh perhatian kita bersama dalam melayani jamaah haji, khususnya dalam menghadapi wukuf di Arafah dan rangkaian acara setelahnya,” kata Menag.
Terkait Formula 5-5-3, lanjut dua, hal pertama berkaitan dengan lima tugas awal tiap petugas haji sebelum wukuf berlangsung. Mereka diminta terus mencermati pergerakan jamaah haji setelah berhentinya distribusi katering.
“Apa yang terjadi dan dampak apa yang ditimbulkan setelah distribusi katering dihentikan. Saya mohon kepada petugas haji untuk mengamatinya,” ucap Menag.
Seperti diketahui, begitu jamaah haji mulai diarahkan ke Arafah untuk melakukan wukuf pada 8 Dzulhijjah, maka layanan katering akan dihentikan. Sejak penghentian tersebut, tiap jamaah dipersilakan mencari menu atau makanan sendiri.
Hal lainnya, masih terkait sebelum wukuf, berkaitan dengan penghentian sementara layanan bus Shalawat. “Jamaah pasti akan kesulitan (pergi) ke Masjid al-Haram. Nah, bagaimana mereka menyikapinya dan apa yang dilakukan jamaah, serta apakah jamaah justru semakin banyak beraktivitas di luar,” terangnya.
Menag pun meminta tiap petugas haji rajin mengingatkan jamaah agar menjaga kesehatannya menjelang wukuf. Jamaah diimbau agar tidak banyak beraktivitas yang memerlukan energi besar. Dalam hal ini, kata Menag, petugas harus terus memantau kondisi kesehatan jamaah haji.
“Bagaimana kondisi jamaah, apakah ada jamaah yang masih sakit dan dirawat. Jika masih ada, pastikan mereka bisa diberangkatkan ke Arafah,” lanjutnya.
Kemudian, petugas haji juga mesti aktif menyampaikan informasi tentang kegiatan apa saja yang dilakukan jamaah ketika berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Pembimbing ibadah, kita harapkan, rajin mengingatkan jamaah, memberikan nasihat tentang apa saja yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan ketika di Armuzna. Ini supaya mereka lebih mengerti,” ujar Menag.
Terakhir, pembimbing ibadah agar aktif memberikan bimbingan manasik selama di Armuzna. “Berikan jamaah pemahaman yang komprehensif dan utuh mengenai hal-hal ibadah selama di Armuzna,” papar Menag.
Itulah lima hal pertama dari Formula 5-5-3. Dalam hal ini, kelima hal tersebut digencarkan sebelum wukuf berlangsung.