Senin 05 Aug 2019 21:07 WIB

Busyro Muqoddas: Haji Harus Tolak Maksiat Politik

Busyro Muqoddas ajak jamaah haji untuk tunjukkan keteladanan di tengah masyarakat

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hasanul Rizqa
Wakil Amirul Hajj, Busyro Muqoddas saat mengunjungi jamaah haji asal embarkasi SOC di Hotel Kiswah, Jarwal, Makkah, Sabtu (3/8).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Wakil Amirul Hajj, Busyro Muqoddas saat mengunjungi jamaah haji asal embarkasi SOC di Hotel Kiswah, Jarwal, Makkah, Sabtu (3/8).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Wakil Amirul Hajj Indonesia, Busyro Muqoddas memberi pesan kepada jamaah haji tentang modal moral bangsa. Menurut dia, jamaah haji hendaknya begitu pulang ke Tanah Air dapat memaknai predikat haji dengan baik. Sebab, setiap jamaah yang telah tuntas menunaikan rukun Islam kelima pada hakikatnya membawa kebaruan di tengah masyarakat dan bangsa umumnya.

"Jika berhaji dimaknai lebih dalam, jamaah haji menjadi modal moral bangsa," kata Busyro di Kantor Urusan Haji Indonesia Makkah, Senin (5/8).

Baca Juga

Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Itu mengatakan, dalam berhaji ada beberapa prosesi ibadah yang penuh dengan penghayatan. Misalnya, ketika berihram jamaah mengenakan pakaian serba putih yang menunjukkan kesucian dan kesetaraan antarsesama.

Kemudian, ketika lempar jumrah, yang berarti manusia harus melawan kemaksiatan. Termasuk, melawan kemaksiatan dalam diri jamaah haji itu sendiri.

Karena itu, lanjut Busyro mengatakan, jamaah haji Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 231 ribu per tahun itu, seharusnya tak akan tergoda dengan kemaksiatan sosial dan politik.

"Jadi misalnya, ketika nanti ada Pemilu 2024, orang yang sudah berhaji tak akan mau disuap untuk politik uang karena bertentangan dengan nilai-nilai haji," kata Busyro.

Busyro menuturkan, ibadah haji juga bisa dimaknai sebagai pembaharuan. Karenanya, jamaah haji harus siap dengan perubahan dan langkah-langkah mememerangi kemungkaran.

"Jadi ketika jamaah haji pulang, dia menjalankan fungsi kesehariannya untuk memerangi nafsu destruktif, materialisme, dan kapitalisme dan menolak kemaksiatan politik," pesan Busyro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement