Kamis 29 Aug 2019 07:04 WIB

Melihat Pasar Ukaz, Pasar Kuno yang Dihidupkan Kembali

Pasar Ukaz sudah ada sebelum kedatangan Islam.

Pintu gerbang Pasar Ukaz di Thaif.
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Pintu gerbang Pasar Ukaz di Thaif.

IHRAM.CO.ID, Oleh Muhammad Hafil dari Thaif, Arab Saudi

 

Baca Juga

THAIF -- Suasana ramai terlihat di Festival Souq Ukaz atau Pasar Ukaz ke-13 pada Selasa (28/8) sore hingga malam di Thaif, sekitar 90 kilometer dari Kota Makkah. Banyak warga Arab yang mendatangi festival Pasar Ukaz yang masuk dalam agenda Taif Seasson itu.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, suasana ramai itu sudah terlihat sejak pukul 17.00 WAS. Di mana, terlihat warga yang umumnya adalah warga Arab itu berduyun-duyun masuk ke dalam arena Pasar Ukaz. Sama sekali tidak terlihat adanya jamaah haji dari luar Arab Saudi yang masuk ke dalam tempat ini.

Untuk masuk ke dalam pasar, harus menunjukkan tiket masuknya. Tiket bisa dibeli secara tunai maupun online. Satu orang dikenakan satu tiket yang harganya 10 riyal.

Setelah memasuki gerbang Pasar Ukaz, pengunjung langsung disuguhi enam layar videotron berukuran besar yang menampilkan para pujangga Arab yang sedang bersyair. Mereka memakai pakaian Arab kuno, bukan pakaian Arab kebanyakan saat ini.

Pengunjung juga disambut oleh para ‘algojo’ bertubuh tinggi dan kekar, berpakaian prajurit Arab kuno lengkap dengan senjatanya seperti tombak dan pedang. Para pengunjung pun memanfaatkannya dengan foto bersama.

Di sisi kiri gerbang, terdapat arena pacu kuda. Arena ini mempertontonkan keterampilan para pemuda dan pemudi Arab dalam menunggang kuda. Ada yang menampilkannya secara beregu maupun perseorangan.

Acara atraksi pertunjukan kuda itu berlangsung selama sekitar 30 menit. Setelah itu, para penunggang kuda mengibarkan bendera-bendera bangsa Arab. Yang paling besar dikibarkan adalah bendera Arab Saudi yang diikuti oleh pengibaran bendera lainnya seperti Mesir, Oman, Libanon, Maroko, Tunisia, hingga Irak.

photo
Para 'algojo' berpakaian prajurit Arab kuno menyambut kedatangan pengunjung Pasar Ukaz.

Memasuki malam hari, Republika.co.id berkesempatan melihat berbagai pertunjukkan lainnya. Di antaranya, kesenian musik Arab, kuliner Arab, hingga pameran persenjataan Arab Saudi. Setiap negara-negara Arab yang ikut serta dalam festival ini juga menampilkan kesenian dan kuliner khas mereka.

Festival Pasar Ukaz saat ini bukan seperti bayangan kita tentang pasar harian. Tetapi, lebih mirip seperti pekan raya atau ajang pameran tahunan. Meskipun, di sana juga ada transaksi perniagaan.

Dikutip dari Arabnews, Festival ini dibuka pada 21 Agustus 2019 lalu oleh Gubernur Makkah Pangeran Khaled Al-Faisal. Hadir pada pembukaan itu  Presiden Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional Ahmed Al-Khateeb dan Gubernur Taif Saad Al-Maimouni. Para duta besar, diplomat, dan lainnya dari dalam dan luar Arab Saudi juga menghadiri acara tersebut.

Upacara peluncuran dimulai dengan lagu kebangsaan Saudi diikuti dengan presentasi video tentang sejarah Pasar Ukaz, yang menurut juru bicara Taif Seasson Naif Al-Osaimi, sudah dibuka pada 501 Masehi atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Pasar ini dibuka kembali 12 tahun lalu dan sejak itu menjadi festival budaya internasional tahunan.

Taif Seasson sendiri adalah salah satu dari 11 festival yang bertujuan untuk meningkatkan tujuan wisata global Arab Saudi yang penting. Pasar Ukaz adalah      salah satu atraksi utama acara ini.

Di Pasar Ukaz, pengunjung bisa menikmati budaya 11 negara Arab yang berbeda dengan mengunjungi paviliun yang menampilkan makanan, seni, dan perdagangan. Adapun negara-negara itu adalah UEA, Kuwait, Bahrain, Oman, Irak, Mesir, Yordania, Lebanon, Maroko, dan Tunisia. Tentu saja ada juga paviliun untuk Arab Saudi.

photo
Para pemuda Arab berpakaian tradisional sedang menunjukkan kemahirannya berkuda di Pasar Ukaz.

Sejarah

Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah, Oman Fathurhahman menerangkan bahwa Pasar Ukaz, dalam sejarah bangsa-bangsa Arab merupakan salah satu pasar terbesar tempat berkumpulnya bangsa-bangsa Arab. Pasar Ukaz sebenarnya sudah ada  masa sebelum Islam sekitar 500 tahun sebelum masehi.

“Di sini  tempat bertemunya tradisi Arab, tempat mereka memamerkan kelebihan-kelebihannya, memamerkan lughohnya, budayanya, bahasanya, memamerkan prestasi-prestasi di bidang militer dan juga salah satu yang terkenal adalah dipamerkannya puisi-puisi dari penyair Arab yang terbaik yang kemudian belakangan kita kenal sebagai Al Mualaqot. Puisi-puisi yang terpilih kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka’bah,” kata Oman yang ikut datang ke Pasar Ukaz ini.

Di sisi lain, Pasar Ukaz ini dulunya  merupakan ruang publik bagi bangsa Arab untuk membicarakan berbagai hal termasuk negosiasi politik, perdamaian. Bahkan termasuk kalau mau dilakukan peperangan, gencatan senjata dibicarakan di Pasar Ukaz.

“Jadi berbagai keperluan dilakukan oleh bangsa-bangsa Arab di Pasar Ukaz. Biasanya  Pasar Ukaz ini terjadi di Bulan Zulqoidah sekitar tanggal 15 sampai tanggal 30 setiap tahun jadi hanya setahun sekali,” kata Oman.

Kemudian, setelah masuk masa Islam, Pasar Ukaz masih dilanjutkan sebagai  tempat bertemunya masyarakat Arab dan oleh Nabi Muhammad dijadikan  sebagai tempat untuk menyampaikan dakwah Islam. Sekarang ini dalam masa kontemporer  dijadikan oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai festival budaya-budaya Arab di mana tradisi Arab dihidupkan kembali.

“Ini dimulai sekitar 2006 Pemerintah Saudi memiliki kesadaran bahwa tradisi Arab patut untuk dihidupkan kembali maka kita bisa lihat ada parade unta, pameran dari berbagai negara Arab ada Bahrain, Lebanon, Oman, dan seterusnya. Di sini semuanya mengapa disebut Multaqo Al Arab, tempat bertemunya orang-orang Arab termasuk di masa kontemporer ini,” kata Oman.

photo
Prajurit Arab Saudi juga ikut memeriahkan Pasar Ukaz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement