Senin 14 Oct 2019 18:21 WIB

Petugas Haji Kunci Naiknya Indeks Pelayanan Haji

Menjadi petugas haji harus diniatkan mengabdi kepada negara.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi H Dasir, memberikan pengarahan saat apel pagi petugas haji sebelum berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Kamis (4/7).
Foto: Republika/Darmawan
Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi H Dasir, memberikan pengarahan saat apel pagi petugas haji sebelum berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Kamis (4/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA—Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi Dasir mengatakan, amanah yang diemban petugas haji tidaklah ringan. Begitu juga dengan proses penyeleksiannya, maka tak aneh jika banyak calon petugas haji yang gagal meski sudah berkali-kali mengikuti seleksi.

“Banyak orang yang mendaftar petugas tapi niatnya mau haji makanya tidak lulus lulus. Karena Allah tahu siapa yang jujur dan berdedikasi mengabdi pada negara,” kata Khoirizi di Jakarta, Senin (14/10). 

Baca Juga

Petugas haji, kata Khoirizi, memiliki dua tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan, yaitu tanggung jawab kepada Allah dan pada negara. Maka penanaman visi dan misi serta komitmen sangat diperlukan, agar seluruh petugas haji dapat terus memegang teguh tanggung jawab tersebut. 

“Karena saat dia (petugas haji) tidak bekerja dengan giat dan tulus, maka dia sama saja meninggalkan kewajibannya pada Allah dan negara,” kata Khoirizi.

“Karena bagus atau tidaknya pelayanan haji itu berpatok pada kinerja petugas. Berkat kegigihan dan dedikasi petugas pula, indeks pelayanan haji terus naik dari tahun ke tahun,” tambahnya. 

Di sisi lain, Helmi Hidayat, penulis ‘Ketika Allah Cemburu Ka’bah’ mengaku tidak menyangka tulisannya akan diterbitkan dalam sebuah buku. Kisah yang dia tulis, kata Helmi awalnya hanya sepotong pengalaman yang didapatnya setelah bertugas sebagai petugas haji pada 2018 silam. 

“Saya awalnya tidak ada niat untuk menerbitkan cerita ini dalam sebuah buku, karena awalnya saya hanya berbagi cerita lewat Facebook saja ternyata banyak yang suka,” ujar Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Senin (14/10).

Helmi mengatakan, buku ini awalnya hadir karena permintaan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang ternyata juga membaca cerita yang dia unggah. Selain Menag, Rais Syuriah PBNU, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus juga meninggalkan jejak di salah satu tulisannya. 

“Buku ini sebenernya hadir karena perintah gurunya Menag, Gus Mus, yang ternyata juga membaca cerita yang saya Post di Facebook dan beliau suka. Menurut Gus Mus cerita ini menggambarkan kejujuran cerita petugas selama bertugas, baik saat proses menjadi petugas. Dan akhirnya terbitlah buku ini,” kata Helmi. 

Dalam setiap tulisannya, Helmi mengaku sengaja mengungkap cerita perjuangan para petugas haji dalam bekerja melayani jamaah secara riil namun tetap inspiratif. Kerena menurutnya, keberhasilan pemerintah Indonesia mendongkrak indeks kepuasan jamaah haji, tentu tidak dapat terlepas dari dedikasi penuh para petugas haji dalam menjalankan tugas. 

“Jadi disini diungkapkan alasan kenapa indeks pelayanan haji indonesia terus naik dari tahun ke tahun, karena naiknya indeks pelayanan haji tidak lepas dari kerja petugas haji dalam membantu jamaah menyempurnakan ibadah,” ujar dia.

“Di sini diungkap bagaimana beratnya tanggung jawab dan amanah yang ditanggung petugas saat bertugas,” sambung Helmi. 

Dia berharap, buku ini dapat memberi perspektif baru bagi jamaah dalam memandang proses pelaksanaan ibadah haji. Buku ini, kata dia, semoga dapat memberikan gambaran baru bagi pembaca dalam memahami makna haji yang sesungguhnya. 

“Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan paling penting dapat membuat pembaca memahami esensi dalam beribadah haji,” tutupnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement