Kamis 31 Oct 2019 09:45 WIB

Kapuskes Haji: Indonesia Miliki Manajemen Kesehatan Haji

Jamaah haji indonesia diperiksa dan dibina sebelum berangkat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Eka Jusup Singka
Foto: Istimewa
Eka Jusup Singka

IHRAM.CO.ID,JAKARTA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka mendapat kehormatan sebagai pembicara dalam Pertemuan Second International Conference on  Religious Mass Gatherings and Global Health Network (MGHN). Pertemuan yang digelar Selasa, (29/10) bertempat di Hotel Avasa, Hyderabad, India

"Konferensi ini merupakan tindak lanjut dari konferensi yang diadakan di London pada Bulan November 2018, yang memberikan kesempatan untuk belajar tentang pertemuan massa keagamaan lainnya," kata Eka saat dihubungi Republika, Kamis (31/10).

Eka menuturkan, sebagai negara dengan jamaah haji terbanyak di dunia, program pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jamaah haaji sebelum berangkat menjadi bukti nyata bahwa Indonesia telah memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan global.

Pada kesempatan itu, Eka menyampaikan, pentingnya kesehatan dalam religious mass gathering. Karena, pemeriksaan dan pembinaan kesehatan tidak hanya penting untuk menjaga kondisi kesehatan seorang jamaah haji tapi juga untuk menjamin agar jamaah lain tidak terdampak. 

 

"Pada masa operasional haji, jamaah datang dari berbagai negara yang menimbulkan kepadatan massa dan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan global," katanya.

Indonesia memiliki manajemen kesehatan haji terstandar yang dapat menjadi masukan bagi negara lain dalam penyelenggaraan kesehatan haji. Beberapa hal yang menjadi perhatian negara lain terhadap penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia adalah pemeriksaan dan pembinaan kesehatan sebelum berangkat.

"Sistem informasi dan pendokumentasian data kesehatan jamaah haji termasuk Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH), sistem rekrutmen petugas dan sarana prasarana kesehatan di Arab Saudi," katanya.

Eka menceritakan, konferensi yang berlangsung pada tanggal 28-30 Oktober 2019 di Hotel Avasa, Hyderabad, India ini dihadiri oleh beberapa negara antara lain India, Iran, Afrika Selatan, Inggris, dan lain-lain. Dalam closing statetmennya Eka mengatakan ada dua hal penting yang perlu dilakukan untuk menyukseskan penyelengaraan kesehatan haji. 

"Pertama dukungan politik dan yang kedua adalah melibatkan ulama, akademisi dan masyarakat," katanya.

Hadir sebagai pembicara pada konferensi ini antara lain Prof RK Nayar yang membahas mass gathering pada ibadah agama Hindu Kumbh Mela, dr Manikam yang membahas masalah mass gathering dan kesehatan global, dr Shuja Safi yang membahas masalah TB dalam mass gathering, dr Abbas Vakil yang membahas Arbaeen di Iran, dan beberapa ahli kesehatan yang melakukan penelitian terkait masalah kesehatan pada religious mass gathering.

Konferensi dilanjutkan dengan roundtable discussion pada tanggal 30 Oktober 2019 di Hotel Lemon Tree, Hyderabad, India. Pada diskusi tersebut disepakati bahwa perlu dibangun jejaring kerja terkait pengembangan mass gathering and global health termasuk di Indonesia untuk memperkaya wawasan Kesehatan Haji ke depan. 

"Selanjutnya, akan diselenggarakan konferensi internasional terkait mass gathering and global health di Indonesia pada tahun 2020," katanya.

Selain itu, akan dirancang penelitian mikrobiologi yang akan yang dilakukan bersama dengan Komite Ahli (KOMLI) Kesehatan Haji Indonesia dengan ahli mikrobiologi. Diharapkan penelitian tersebut menjadi masukan bagi Kesehatan Haji terutama pada aspek promotif dan preventif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement