Sabtu 18 Jan 2020 00:01 WIB

Daftar Istilah dan Singkatan Haji - Umrah dari Huruf G dan H

Berikut ini sejumlah istilah dan singkatan terkait haji dan umrah dari huruf G dan H.

Daftar Istilah dan Singkatan Haji - Umrah dari Huruf G dan H. Foto: Sejumlah jamaah melaksanakan tawaf (mengelilingi Ka
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Daftar Istilah dan Singkatan Haji - Umrah dari Huruf G dan H. Foto: Sejumlah jamaah melaksanakan tawaf (mengelilingi Ka

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ibadah umrah beserta haji adalah salah satu ibadah yang rutin dilakukan oleh orang Islam. Untuk haji, masa puncaknya dilaksanakan pada bulan Dzulhijah tahun Hijriyah. Sedangkan untuk umrah, bisa dilakukan sepanjang tahun hijriyah.

Bagi umat Islam, khususnya di Indonesia, yang belum pernah melaksanakan kedua ibadah itu, akan dihadapkan pada sejumlah istilah dan singkatan yang terkait pelaksanaan kedua ibadah tersebut. Di bawah ini adalah sejumlah istilah serta singkatan terkait haji dan umrah dari huruf G dan H.

Baca Juga

Gelombang I : Pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Tanah Air dan pemulangan dari Arab Saudi  gelombang pertama. Operasional pemberangkatan sekitar dua pekan. Jamaah diberangkatkan dari Tanah Air menuju Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain di Masjid Nabawi selama delapan hari. Setelah itu, jamaah digerakkan ke Makkah setelah mengambil miqat di Bir Ali (Madinah) untuk melaksanakan umrah dan menunggu waktu puncak haji. Setelah puncak haji, jamaah dipulangkan ke Tanah Air dari Jeddah.

Gelombang II : Pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Tanah Air dan pemulangan dari Arab Saudi  gelombang kedua. Operasional pemberangkatan sekitar dua pekan. Jamaah diberangkatkan dari Tanah Air menuju ke Jeddah dan langsung dilanjutkan dengan umrah ke Makkah. Beberapa hari setelah puncak haji, jamaah gelombang kedua diberangkatkan ke Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain di Masjid Nabawi selama delapan hari (kurang lebih). Setelah itu, jamaah dipulangkan ke Tanah Air melalui Madinah.

 

Gua Hira : Terletak di sebelah utara Masjidil Haram kira-kira 6 km. Untuk mendaki ke atas memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Di puncaknya, agak menurun sedikit, terdapat sebuah gua yang cukup untuk duduk empat orang. Tinggi di dalamnya setinggi orang berdiri. Gua tersebut terkenal dengan Gua Hira. Jabar Nur dan Gua Hira mempunyai makna yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena di gua inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Gua Tsur : Terletak di sebelah selatan Masjidil Haram sejauh kurang lebih 6 km. Jabal Tsur dan Gua Tsur ini mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar Ashiddiq pernah berlindung di gunung tersebut waktu hendak hijrah ke Madinah.

Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan orang kafir Quraisy dirumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi sahabat Abu Bakar Ashiddiq. Dari rumah Abu Bakar beliau bersama-sama dengan Abu Bakar lebih dahulu berlindung bersembunyi di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah, sebagian orang-orang kafir Quraisy waktu mengejar Rasulullah SAW ada yang telah sampai Gua Tsur, mereka mendapatkan gua tersebut, tertutup dengan sarang laba-laba, dan nampang burung merpati yang sedang bertelur di sarangnya.

Dengan melihat keadaan yang sedemikian itu, mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mungkin bersembunyi di gua tersebut. Sewaktu orang-orang Quraisy di muka gua, bukan main cemas hati sahabat Abu Bakar Ashiddiq, kemudian turun wahyu Allah Surat At-Taubah ayat 40. Setelah orang kafir Quraisy pergi maka beberapa hari kemudian Abu Bakar Ashiddiq berangkat menuju Madinah dengan selamat. Di atas Jabal Tsur terdapat sebuah gua, jika ingin masuk ke dalam gua haru bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih 1,5 jam.

Haratsul Lisan: Tempat perkemahan haji Indonesia di Mina

Hajar Aswad: batu berwarna hitam kemerah-merahan dengan luas permukaan kurang lebih 30 cm persegi yang menempel di Rukun Yamani. Bagi jamaah haji disunatkan mencium, menyapu atau mengangkat tangan padanya ketika memulai thawaf. Batu ini dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga dikatakan sebagai simbol tangan kanan Allah di muka bumi bagi hamba-hambanya yang mukmin. Batu tersebut dilingkari dengan bingkai perak putih.

Hari Arafah: Yaitu pada tanggal 9 Zulhijah, dinamakan hari Arafah karena jamaah haji harus berada dipadang Arafah untuk melaksanakan Wukuf, dimulai dari masuknya waktu Dzuhur.

Hari Nahr: Yaitu hari tanggal 10 Zulhijah dinamakan hari Nahr (penyembelihan) karena pada hari itu dilaksanakan penyembelihan Qurban dan Hadyu (Dam).

Hari Tarwiyah: Yaitu tanggal 8 Zulhijah, dinamakan hari Tarwiyah (perbekalan) karena jamaah haji pada zaman Rasulullah mulai mengisi perbekalan air di Mina pada hari itu untuk perjalanan ke Arafah.

Hari Tasyrik: Yaitu hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah. Pada hari itu jamaah haji berada di Mina untuk melontar Jumroh dan Mabit.

Hijir Ismail: Nama tempat yang terletak disebelah utara Ka'bah, dilingkari oleh tembok lebar (Al-Hathimu). Hijir Ismail ini setiap saat dipenuhi hamba-hamba Allah, terutama ketika musim haji. Di tempat ini jamaah haji melakukan shalat, berdoa dan sebagainya. Tempat ini sama mulianya dengan di dalam Ka'bah; Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Siti Aisyah ingin sekali memasuki Ka'bah dan beribadah di dalamnya, lalu Rasulullah SAW memerintahkan masuk Hijir Ismail saja dan tidak ke dalam Ka'bah, sebab shalat/beribadah di Hijir Ismail sama dengan di dalam Ka'bah.

*Sumber: Haji dari Masa ke Masa (Kemenag) dan Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement