Rabu 29 Jan 2020 02:30 WIB

DPR Sampaikan Catatan Pantauan Persiapan Haji di Saudi

Rekomendasi pantauan Arab Saudi untuk peningkatan layanan haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily memaparkan hasil catatan kunjungan kerja persiapan haji 2020.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily memaparkan hasil catatan kunjungan kerja persiapan haji 2020.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) Komisi VIII ke Arab Saudi untuk memastikan semua komponen penyelenggaraan haji mulai dari katering, pemondokan, dan transportasi di Arab Saudi. Berdasarkan peninjau secara umum semua komponen sudah baik.  

"Meski demikian ada satu komponen untuk pemondokan berdasarkan tasreeh pihak Arab Saudi satu kamar diisi lima orang. Tetapi menurut kami itu hanya untuk empat orang," kata Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily, saat dihubungi, Selasa (28/1).  

Baca Juga

Ace menuturkan, tasreeh adalah proses pengecekan terahadap suatu komponen penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan pihak Arab Saudi melalui Muasasah. 

Jadi kunjungan kemarin itu melihat proses tasreeh terhadap semua komponen penyelenggaraan haji. "Jadi tidak hanya katering tetapi hotel juga kita tinjau dan harus sesuai standar inimal bintang tiga," katanya. 

Pada kunjungan kemarin yang didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, Komisi VIII meminta setiap kelompok terbang (kloter) mendapat tempat pemondoka yang laik. Tempat tidur dan barang bawaah jangan dicampur.

"Di setiap kloter kita mintakan supaya mendapat kamar yang kapasitasnya besar. Jangan sampai membuat jamaah haji kita berjejal-jejal. Harus ada tempat khusus buat koper," katanya.

Ace mengatakan, selain meminta peningkatkan kualitas pemondokan, Komisi VIII juga meminta Kemenag meningkatkan pelayanan katering. Setiap menu makan harus mengendepankan unsur kesehatan mulai dari kebersihan, kualitas gizi harus terpenuhi, dan tetap memiliki cita rasa nusantara. 

"Kita juga meminta ketepatan untuk mengantar ke jamaah termasuk juga soal citarasa harus cita rasa Indonesia. Sehingga para jamaah haji selama 40 hari tidak bosan hanya makan itu-itu saja,” katanya.

Untuk komponen transportasi harus benar-benar diperhatikan semuanya harus sesuai dengan standar. Semua bis harus mampu mengantar jamaah dari tempat ibadah Masjid al-Haram ke hotel atau ke pemondokan yang jauh.

"Terakhir tenda di Mina dan Arafah kalau bisa diupgrade AC nya. Supaya membuat jamaah haji lebih nyaman," katanya.

Selain itu yang tak kalah penting, kata Ace, adalah bagaimana pemerintah melalui Kementerian Agama memperkuat pembinaan manasik hajinya. Hal ini penting dalam rangka memastikan jamaah lebih khusus dalam beribadah. "Dan memahami hakikat ibadah haji dan kesempurnaan ibadah haji," katanya.

Saat disinggung, mengapa Pemerintah Indonesia semangat mengajukan tambahan kuota, padahal area Mina tempat melaksanakan puncak ibadah haji tidak bertambah. 

Ace mengaku dengan dimintakan tambahan kuota bisa mendorong Arab Saudi meningkatkan kapasit Mina dengan membuat tenda-tenda di Mina bertingkat.  

"Pemerintah Arab Saudi sekarang ini sedang meningkatkan kapasitas Mina dengan cara membuat tenda bertingkat langkah itu dilakukan agar kapasitas Mina tiap tahun mengalami peningkatan," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement