Jumat 24 Jan 2020 15:45 WIB

Tanda Orang yang Pernah Haji dan Mabrur: Gemar Bersedekah

Setiap orang yang pernah berhaji mengharapkan haji mabrur.

Rep: Irwan Kelana/Syahruddin El Fikri/ Red: Muhammad Hafil
Tanda Orang yang Pernah Haji dan Mabrur: Gemar Bersedekah. Foto: Ilustrasi Sedekah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Tanda Orang yang Pernah Haji dan Mabrur: Gemar Bersedekah. Foto: Ilustrasi Sedekah

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH -- Setiap orang yang pernah menunaikan ibadah haji berharap meraih predikat haji mabrur. Tidak hanya orang yang melaksanakan haji tersebut, melainkan masyarakat pun mendoakan agar ia kembali dari Tanah Suci dengan membawa gelar haji mabrur.

Kemabruran seseorang yang sudah berhaji bisa dilihat dari tanda-tandanya. ''Ia menjadi orang yang lebih baik dibandingkan sebelum berhaji. Orang yang hajinya mabrur lebih kuat shalat berjamaah, shalat Tahajjud, maupun bersedekah. Itu beberapa tanda orang yang hajinya mabrur,'' kata Pimpinan Pondok Pesantren Darul Qur'an/ Tahfiz Qur'an Wisata Hati, Ustaz Yusuf Mansur beberapa waktu lalu kepadad Republika.

Baca Juga

Da'i yang sering mengusung tema sedekah dan shalat Tahajjud itu menambahkan, kalau kita perhatikan, selama musim haji di Tanah Suci itu jamaah haji dipertontonkan pemandangan sedekah yang luar biasa. ''Di sana, orang berlomba-lomba untuk bersedekah, baik berupa uang, makanan, pakaian, maupun lainnya. Hampir semua ibadah ritual adalah sekolah bagi kita. Begitu pula, haji merupakan sekolah bagi kita, khususnya belajar mengenai sedekah,'' kata Ustaz Yusuf Mansur.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail. Menurutnya, jamaah haji yang hajinya diterima disisi Allah SWT (mabrur), maka sikap dan perilakunya sehari-hari akan menjadi makin baik. ''Dia akan rajin beribadah, memperbanyak amalan-amalan yang diajarkan Rasulullah, suka membantu orang lain dan gemar bersedekah,'' jelasnya kepada Republika.

Sikap itu, jelas Ustaz Satori, disebabkan keikhlasan dan ketawadhuannya untuk mendapatkan keridlaan Allah atas segala apa yang dikerjakannya selama ini. ''Dia akan senantiasa menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Dia juga berupaya untuk memperbanyak amal ibadah demi meningkatkan kualitas keimanannya,'' papar Ustadz Satori.

Ustaz Satori menambahkan, haji mabrur mengandung dua makna dimensi, yaitu dimensi ritual (vertikal) dan sosial (horizontal). ''Dimensi ritual, dia akan semakin dekat dengan Allah, dan dimensi sosial, dia akan selalu membantu dan menolong sesamanya,'' tegasnya.

Dimensi sosial itu, lanjutnya, antara lain tercermin dari sikapnya yang rajin bersedekah, berzakat, membantu sesama dan lain sebagainya. ''Agar terjaga kemabruran hajinya, jangan lupa untuk bersedekah,'' tegasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Prof Dr KH Didin Hafiduddin. Menurut Kiai Didin, salah satu ciri haji mabrur itu terlihat dari sikap kesehariannya dalam membantu sesamanya. ''Dia akan senantiasa untuk dekat dengan fakir miskin dan orang-orang tidak mampu lainnya. Dia akan banyak bersedekah dan berzakat,'' ungkapnya.

Kiai Didin menegaskan, zakat, infak dan sedekah bertujuan bukan hanya pada dimensi sosial, tetapi juga memiliki dimensi ritual. ''Sebab, tujuan dari zakat, infaq dan sedekah itu adalah untuk membersihkan diri dan hartanya dari sesuatu yang tidak halal,'' ujarnya.

Kiai Didin menegaskan, dalam kehidupan sehari-hari, adakalanya terdapat hal-hal yang menimbulkan dosa. Entah itu melalui sikap (perbuatan), melalui panca indera, misalnya mata yang suka menyaksikan sesuatu yang dilarang, telinga yang suka mendengarkan omongan dan gunjingan orang lain dan sebagainya. Dengan berzakat dan bersedekah, lanjutnya, maka hal itu akan mengimbangi perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu.

Kiai Didin menambahkan, mereka yang sudah berhaji dan memiliki ciri haji mabrur, sikap dan perilakunya akan senantiasa mendorong dirinya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. ''Kita semua menghimbau setiap kaum muslim, terlebih lagi bagi mereka yang sudah berhaji, untuk memperhatikan sesamanya, khususnya fakir miskin. Jika kita mau memberikan zakat, infaq dan sedekah untuk fakir miskin, baik melalui dompet dhuafa maupun organisasi lainnya, niscaya kita akan bisa meningkatkan kesejahteraannya,'' ungkapnya.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement