Senin 09 Mar 2020 10:42 WIB

Respons Dunia Sepak Bola Antisipasi Virus Corona

Dunia Sepakbola Antisipasi Corona

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Papan informasi bertuliskan imbauan mengenai virus corona terlihat di dalam stadion saat pertandingan lanjutan liga Inggris antara Liverpool melawan Bournemouth, Sabtu (7/3).
Foto: Reuters/Carl Recine
Papan informasi bertuliskan imbauan mengenai virus corona terlihat di dalam stadion saat pertandingan lanjutan liga Inggris antara Liverpool melawan Bournemouth, Sabtu (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Liga-liga sepak bola Eropa melakukan langkah antisipasi dan pencegahan menyebarnya wabah virus Corona. Mereka semua berkoordinasi dengan kementerian kesehatan masing-masing negara untuk mengambil tindakan.

Di Liga Inggris, pertandingan sepak bola tidak ada jabat tangan. Newcastle United telah meniadakan jabat tangan di sesi latihan. Liverpool melarang seluruh stafnya bepergian ke daerah berisiko tinggi Corona.

Baca Juga

Langkah lebih ketat dilakukan oleh Italia. Pertandingan Liga Italia diputuskan digelar tanpa penonton setidaknya hingga 3 April mendatang. Maskor dilarang berjabat tangan serta jurnalis yang hadir hanya dibatasi maksimal 50 orang.

Pertandingan tertutup tak hanya berlaku di liga domestik, tapi juga di Liga Eropa antara Getafe versus Inter Milan dan Liga Champions Valencia versus Atalanta. Ligue 1 Prancis juga melakukan langkah ketat salah satunya menunda beberapa pertandingan.

Bundesliga Jerman juga melakukan langkah antisipasi. Pemain diminta untuk menjauh dengan fan. Itu terlihat dalam pertandingan antara Borussia Monchengladbach versus Borussia Dortmund.

Liga Swiss dihentikan hingga 23 Maret. Sepakbola memang wajar melakukan langkah antisipasi ketat karena mantan pemain timnas Denmark, Thomas Kahlenberg positif Corona. 

Ajax Amsterdam juga melakukan karantina terhadap Christian Poulsen dan rekan-rekannya. Di Asia, Liga China dan Korea Selatan memilih menghentikan liga. Guangzhou Evergrande, Shanghai Shenhua dan Shanghai SIPG menunda pertandingan mereka di Liga Champions hingga April.

Duta besar UEFA, Luis Figo khawatir dengan situasi ini. UEFA akan terus memantau apa yang akan terjadi di masa depan.

"Tetapi kami tidak dapat berpikir bahwa ini adalah epidemi. EURO 2020 tiga bulan lagi. Jadi kami harus menunggu," kata Figo dilansir dari Marca, Senin (9/3). Rahmat Fajar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement