Jumat 03 Apr 2020 18:46 WIB

Kasus Baru Corona Terdeteksi 28 di Makkah dan 46 di Madinah

Jubir Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan, tidak ada komunitas yang kebal corona.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas kebersihan membersihkan area Masjidil Haram, Mekkah, Selasa (3/3).
Foto: Ganoo Essa/Reuters
Petugas kebersihan membersihkan area Masjidil Haram, Mekkah, Selasa (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Arab Saudi mengumumkan lima kematian akibat virus corona pada Kamis (2/4) dan 165 kasus baru telah terdeteksi. Dari kasus-kasus baru, 48 terdeteksi di Makkah dan 46 di Madinah.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammed al-Abd al-Aly, mengumumkan jumlah keseluruhan kasus yang dikonfirmasi adalah 1.885 orang. Sebanyak 1.536 orang di antaranya aktif. Kemudian, ada penambahan lima pasien meninggal sehingga totalnya menjadi 21. Kemudian, pasien yang sembuh bertambah 64 orang sehingga jumlah totalnya 328 orang.

"Langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh kerajaan harus dipertahankan karena mereka telah membantu kami menjaga agar jumlah kami tetap rendah. Kami tidak ingin orang tua atau anak muda kami menderita," kata al-Abd al-Aly seperti dikutip dari Arab News.

Al-Abd al-Aly juga mengimbau agar kota yang belum terjangkit virus corona untuk tetap mengisolasi diri. Ia menegaskan, tidak ada komunitas yang kebal karena sekarang kemungkinan berada dalam tahap inkubasi dan gejalanya bisa muncul suatu saat.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menerapkan jam malam 24 jam di dua kota suci pada hari Kamis (2/4) untuk membatasi penyebaran virus corona. Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa 64 pasien telah pulih dari virus sehingga jumlah total pemulihan menjadi 328. Sebanyak 21 orang telah meninggal karena virus crona di kerajaan sejauh ini dan 1.885 orang telah terinfeksi.

Pemerintah Arab Saudi telah memperpanjang masa jam malam di dua kota suci, Makkah dan Madinah, sejak tanggal 2 April 2020 lalu. Kebijakan tersebut diterapkan dalam rangka meningkatkan tindakan pencegahan serta melindungi kesehatan penduduk di kedua kota dari wabah virus corona atau Covid-19. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Kolonel Talal al-Shalhoub.

"Sebuah mekanisme akan segera dikerahkan tentang cara menggunakan layanan perbankan dan mesin ATM sesuai dengan Otoritas Moneter Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan," kata Kolonel Talal al-Shalhoub menegaskan, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (3/4).

Menurut Kolonel Talal al-Shalhoub, jam malam berlaku untuk semua bagian Kota Makkah dan Madinah. Namun, aturan jam malam tidak berlaku untuk mereka yang bekerja di pekerjaan utama sektor swasta atau pemerintah yang sebelumnya dibebaskan. Penduduk dewasa di Makkah dan Madinah hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka dalam keadaan darurat, seperti perawatan kesehatan dan persediaan makanan, dan hanya di sekitar distrik mereka dari pukul 6 pagi hingga 3 malam.

Kemudian, jika keluar dengan kendaraan roda empat, hanya pengemudi dan seorang penumpang yang diizinkan. Hal itu dilakukan untuk membatasi kontak manusia sebanyak mungkin. Semua kegiatan komersial tidak diperbolehkan untuk beroperasi di kedua kota ini, kecuali untuk apotek, supermarket, pompa bensin, dan layanan perbankan.

Kolonel Talal al-Shalhoub mendorong masyarakat untuk menggunakan aplikasi telepon jika ingin memesan makanan dan persediaan bahan makanan. Menurut dia, kasus yang melanggar jam malam jumlahnya sedikit dibandingkan mereka yang tinggal di rumah untuk menjaga diri dan keluarga mereka. Menurut Kolonel Talal al-Shalhoub, kebijakan ini dilakukan pada saat jumlah kasus wabah corona di Makkah baru 48 kasus dan di Madinah baru 46 kasus.

"Kementerian Dalam Negeri tidak akan menoleransi mereka yang tidak mematuhi peraturan jam malam dan menunjukkan pembangkangan mereka secara terbuka di outlet media sosial, siapa pun mereka," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement