Jumat 17 Apr 2020 19:04 WIB

Arab Saudi Kucurkan 500 Juta Dolar Demi Tangani Corona

Arab mengajak semua negara dan sektor swasta turut menyumbang dalam melawan corona.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Arab Saudi Kucurkan 500 Juta Dollar Demi Tangani Corona. Ilustrasi 10 langkah sistematis Arab Saudi tangani virus Covid 19
Foto: Pusat Data Republika
Arab Saudi Kucurkan 500 Juta Dollar Demi Tangani Corona. Ilustrasi 10 langkah sistematis Arab Saudi tangani virus Covid 19

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi mengucurkan anggaran sebesar $500 juta untuk mendukung dunia menanggulangi pandemi corona. Arab saat ini tercatat sebagai ketua negara-negara yang tergabung dalam G20.

Dilansir dari Arab News pada Jumat, (17/4), Arab mengalokasikan $150 juta untuk koalisi inovasi dan pencegahan epidemi, $150 juta lagi untuk aliansi bersama untuk menemukan vaksin dan imunisasi dan sisanya untuk lembaga kesehatan internasional dan regional lain. Arab sekaligus mengajak semua negara, LSM, filantropi dan sektor swasta turut menyumbang dalam perang melawan corona. Diperkirakan masih ada gap dengan kebutuhan melawan corona sekitar $8 miliar.

Dalam upaya menambah pundi negara, Arab memberlakukan sanksi ketat bagi pelanggar aturan komersil. Dendanya bisa mencapai satu juta Real atau 266,19 ribu dollar. Sektor publik diminta melaporkan jika menemukan kejanggalan dalam sektor komersil. Pelapor dijanjikan mendapat 25 persen dari total denda yang dibayarkan.

Diketahui, ada 518 kasus baru positif corona di Arab hingga Kamis kemarin. Sehingga total penderita corona disana mencapai 6.380 orang. Jumlah kematiannya di angka 83 orang dan yang berhasil sembuh 990 orang sementara ini.

 

Sementara itu, Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman menyidak bangunan perumahan baru yang ditujukan bagi pekerja ekspatriat. Ia menjanjikan fasilitas tempat tinggal.

"Pekerja migran adalah tamu, sehingga keselamatan mereka adalah tanggungjawab kami. Agama kami mengajarkan untuk memperlakukan pekerja dengan baik, kami menolak kekerasan fisik maupun psikis pada mereka," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement