Selasa 09 Jun 2020 05:23 WIB

Rasialisme dalam Pandangan Islam

Islam mengajarkan setiap anggota umat manusia telah diberi kehormatan oleh Allah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Rasialisme dalam Pandangan Islam. Black Lives Matter Gerakan Melawan Rasialisme
Foto: Republika
Rasialisme dalam Pandangan Islam. Black Lives Matter Gerakan Melawan Rasialisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran telah menghapuskan rasialisme dengan cara kategorikal yang jelas. Islam mengajarkan setiap anggota umat manusia telah diberi kehormatan dan martabat oleh Allah SWT.

Dilansir di About Islam, Senin (8/6), Islam menekankan kesatuan absolut bagi umat manusia. Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat terdekatnya, Salman radhiyallahu anhu si Persia, Suhaib radhiyallahu anhu si Romawi, dan Bilal radhiyallahu anhu si Etiopia.

Baca Juga

Faktanya, ketika beberapa negara mempraktikkan rasialisme, ini hanya menghasilkan kehancuran dan perang. Contohnya rasisme Nazi, dan yang mengikutinya. Bahkan itu menghancurkan klaim superioritas, yaitu Nazi di tempat paling pertama.

Saat ini di dunia masih saja terus terjadi rasisme. Dan apa yang dikatakan Islam tentang masalah ini dan bagaimana menyelesaikannya untuk selamanya?

Alquran yang mulia telah menghapuskan rasisme dengan cara yang jelas. Dalam Surah Al-Hujrat, 

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal", Al-Hujurat ayat 13.

Allah juga berfirman dalam Alquran,

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu", An-Nisa ayat 1.

Menurut ayat-ayat Alquran ini, Islam menekankan kesatuan absolut dalam berbagai ras manusia. Pesan Islam kepada dunia yakni bahwa setiap anggota umat manusia telah diberi kehormatan dan martabat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengatakan dalam Quran:

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan", Al-Isra ayat 70.

"Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian", HR. Muslim.

Dalam praktiknya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki sahabat terdekatnya, Salman radhiyallahu anhu si Persia, Suhaib radhiyallahu anhu si Romawi, dan Bilal radhiyallahu anhu si Etiopia. Dua dari tiga sahabat merupakan mantan budak yang dibebaskan setelah memeluk Islam, yaitu Salman radhiyallahu anhu dan Bilal radhiyallahu anhu.

Kendati kulit hitam Bilal radhiyallahu anhu, ia dipilih oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai muazin pertama. Posisi yang diidamkan oleh banyak orang.

Faktanya, sahabat senior seperti Abu Bakar radhiyallahu anhu dan Umar radhiyallahu anhu biasa memanggil Bilal radhiyallahu anhu 'tuan kami', dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri dulu mengatakan: 'Salman adalah anggota keluarga kami.' (Majma al-Zawaid)

Ketika Sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Dharr radhiyallahu anhu menyebut Bilal radhiyallahu anhu 'putra perempuan kulit hitam', Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi marah dan mengatakan kepadanya, 'Kamu adalah seorang pria yang memiliki ketidaktahuan padanya'. 

Abu Dharr radhiyallahu anhu merasakan penyesalan yang sangat besar. Dia pun menaruh pipinya di tanah, dan meminta Bilal radhiyallahu anhu untuk menginjak pipinya yang lain jika dia mau.

Beginilah cara Islam menolak rasisme dalam teori dan praktik. Itu menjadi contoh terbaik bagi umat manusia untuk diikuti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement