Rabu 10 Jun 2020 10:42 WIB

WHO Peringatkan Covid-19 Paling Menular Saat Gejala Pertama

Orang dengan Covid-19 dapat menularkan virus hingga 8-9 hari atau lebih lama.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Covid-19 lebih menular saat orang merasakan gejala awal (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 lebih menular saat orang merasakan gejala awal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Studi pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan orang dengan virus corona, Covid-19 paling menular ketika pertama kali mulai merasa tidak sehat, Selasa (9/6). Orang dalam kondisi tersebut memiliki lebih banyak virus di dalam tubuhnya.

"Tampaknya dari informasi yang sangat terbatas yang kami miliki saat ini bahwa orang-orang mempunyai lebih banyak virus dalam tubuh mereka pada atau sekitar waktu mereka mengalami gejala, sangat awal," kata ahli epidemiologi WHO dan pimpinan teknis pandemi, Maria van Kerkhove.

Baca Juga

Kondisi awal itu telah membuat sangat sulit untuk mengatur penyebaran virus yang menyebabkan penyakit Covid-19. Meski begitu, penanganan awal dengan pengujian yang ketat dan jarak sosial menjadi jalan keluar paling tepat saat ini.

Studi pendahulu dari Jerman dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang dengan gejala ringan dapat menularkan Covid-19 hingga 8-9 hari. "Bisa jauh lebih lama bagi orang yang sakit parah", kata van Kerkhove.

Sebelumnya, beberapa pakar penyakit mempertanyakan penularan Covid-19 oleh orang-orang tanpa gejala sangat jarang terjadi. Kondisi itu menjadi pedoman yang dapat menimbulkan masalah bagi pemerintah ketika berusaha untuk menanggalkan karantina.

Van Kerkhove, mengutip studi pemodelan penyakit, menjelaskan bahwa beberapa orang tidak mengalami gejala, tetapi masih dapat menginfeksi orang lain. "Beberapa perkiraan sekitar 40 persen transmisi mungkin disebabkan oleh gejala (kasus), tetapi itu berasal dari model," katanya.

Ahli kedaruratan utama WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan bahwa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) bersarang di saluran pernapasan atas. Posisi itu membuatnya lebih mudah untuk ditularkan dengan tetesan daripada virus terkait seperti Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang berada di saluran bawah.

"Sekarang seperti yang kita lihat pada Covid-19, kita memiliki patogen infeksius yang ada di jalan napas atas di mana banyaknya virus memuncak pada saat kita baru mulai sakit," kata Dr. Ryan.

Dr. Ryan mencontohkan kasus ketika seseorang berada di restoran dengan kondisi baik dan mulai sadar mulai merasakan demam. Biasanya orang akan berpikir tidak merasa masalah dan menghindari karantina pribadi di rumah. Namun, justru masa ini virus sedang berada dalam jumlah yang sangat tinggi.

"Dan itu karena penyakit itu dapat menyebar pada saat itu sehingga penyakit itu sangat menular, itulah sebabnya penyakit itu menyebar ke seluruh dunia dengan cara yang tidak terkendali, karena sulit untuk menghentikan virus ini," ujar Dr. Ryan.

Tapi, Dr. Ryan melihat, beberapa negara telah menunjukkan bahwa penularan dapat diturunkan ke tingkat yang dapat diterima atau bahkan ke tingkat kosong. Dia mengambil contoh Selandia Baru baru-baru ini menunjukkan keberhasilan melepaskan diri dari penyebaran Covid-19. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement