Rabu 10 Jun 2020 23:50 WIB

Wapres: Jangan Jadi Bank Syariah yang Justru tak Syariah

Wapres mengingatkan bank syariah menjaga prinsip kesyariahannya

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan bank syariah menjaga prinsip kesyariahannya.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan bank syariah menjaga prinsip kesyariahannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan bank syariah untuk tetap menjaga konsep syariahnya. Ma'ruf menekankan, bank syariah jangan sampai meninggalkan konsep syariahnya demi meraup keuntungan semata.  

"Sehingga kesyariahannya itu menjadi tidak terjaga, sehingga ada istilah bank syariah yang tidak syariah. Nah ini kita tanggung jawab. Padahal sesuatu yang tidak syariah maka namanya nonhalal itu tentu tidak boleh untuk menambah pemodalan," ujar Ma'ruf saat video conference dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), sebagaimana keterangan yang diterima, Rabu (10/6).

Baca Juga

Ia mengatakan, tidak dibolehkan bank syariah merusak citranya untuk sesuatu yang tidak halal. Selain itu, ia mengingatkan bank syariah menjaga manajamen pengelolaan.  

Sebab, manajemen pengelolaan yang kurang baik akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah. "Apabila bank syariah tidak baik, bisa beri pengaruh yang tidak baik, (dianggap) buktinya (bank syariah) gagal," katanya.  

Sebelumnya, Ma'ruf berharap peran bank syariah dalam membantu pemulihan ekonomi yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Wapres mengatakan, saat ini adalah masa transisi dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menuju tatanan normal baru (new normal). 

"Ini merupakan momen tepat bagi bank syariah dan juga lembaga keuangan syariah untuk berperan melakukan upaya pemulihan sehingga perlu disiapkan program-program yang lebih realitis," kata Ma'ruf.  

Ma'ruf menerangkan, pemerintah beberapa waktu sebelumnya fokus pada penanggulangan Covid-19 di sektor kesehatan. Namun perkembangannya, bahaya keterpurukan ekonomi sudah sama besarnya dengan ancaman pandemi Covid-19.  

Sehingga langkah yang dilakukan adalah menghadapi dan menanggulangi bahaya virus Covid-19 dan dampak yang diakibatkan. 

Untuk itu, Pemerintah telah melakukan program stimulus dan relaksasi termasuk untuk bank syariah, sebagai upaya menanggulangi dampak ekonomi. 

Bahkan pemerintah telah membuat anggaran yang cukup untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) agar ekonomi dan keuangan dapat kita pulihkan kembali.  

Karena itu, ia berpesan agar pengelolaan bank syariah lebih produktif lagi di masa new normal ini. "(Saya harap) pertemuan ini dapat memberikan semangat baru sesudah hari raya untuk bekerja lebih baik lagi dan lebih produktif lagi, karena memang new normal adalah aman dan produktif, atau produktif ekonominya, aman (dari penyebaran) Covid-19," katanya. 

Turut hadir dalam video conference tersebut Dewan Pengawas ASBISINDO Mulya E Siregar, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat ASBISINDO, Pimpinan Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah serta Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah ASBISINDO seluruh Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement