Kamis 25 Jun 2020 19:47 WIB

Banjarmasin Belum Temukan Puncak Kasus Covid-19

Grafik penyebaran Covid-19 di Banjarmasin masih terus meningkat.

Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Penambahan kasus penyebaran Covid-19 di Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkat grafiknya sehingga kota itu belum menemukan puncak dari paparan virus corona.

"Dalam sehari rata-rata ada 20 sampai 30 orang terkonfirmasi positif. Grafiknya terus naik dan penyebaran Covid-19 masih terjadi," terang Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin Machli Riyadidi Banjarmasin, Kamis (25/6).

Untuk secepatnya menemukan puncak dari kurva kasus Covid-19, ungkap dia, pihaknya secara masif melaksanakan tes usap secara massal.

Warga yang menjalani swab test merupakan mereka yang dari hasil tes cepat dinyatakan reaktif sehingga diwajibkan mengikuti tes usap guna memastikan apakah positif terpapar Covid-19 atau tidak.

Menurut Machli, tes usap massal untuk menemukan secepatnya orang-orang yang positif. Dimana dengan kecepatan menemukan orang yang positif maka diharapkan semakin cepat pula dalam penanganannya.

"Dalam sepekan terakhir sudah ada 1.000 lebih warga yang mengikuti tes usap. Sekarang masih menunggu hasilnya," bebernya.

Dari data yang sudah terkonfirmasi positif yaitu 1.213 orang dengan 1.003 orang masih menjalani perawatan, maka Machli memprediksi kasus di kota itu bisa tembus 1.500 orang.

"Kalau sudah menemukan puncaknya, maka kasus penyebaran Covid-19 akan turun. Karena melandainya penambahan kasus adalah harapan kita bersama," tandasnya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan pertanggal 24 Juni 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di provinsi itu sebanyak 2.775 orang, dalam perawatan 2.147 orang, sembuh 457 orang dan meninggal 171 orang.

Sementara khusus Kota Banjarmasin jadi wilayah tertinggi penyebaran yaitu 1.003 masih dirawat, 93 sembuh dan kematian tergolong sangat tinggi persentasenya yaitu 113 orang meninggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement