Rabu 08 Jul 2020 10:27 WIB

WHO: Ada Bukti Corona Menular Via Udara di Kondisi Spesifik

WHO segera publikasikan ringkasan ilmiah tentang cara penularan virus corona.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Lontaran droplet ternyata bisa menjangkau lebih jauh daripada batas jarak aman yang dianjurkan WHO. Ratusan peneliti telah berdebat sengit dengan WHO tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode penularan Covid-19.
Foto: Slash Gear
Lontaran droplet ternyata bisa menjangkau lebih jauh daripada batas jarak aman yang dianjurkan WHO. Ratusan peneliti telah berdebat sengit dengan WHO tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui terdapat bukti bahwa Covid-19 dapat menular melalui udara. Namun, bukti terkait hal tersebut masih perlu diperkuat dan divalidasi.

“Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan berventilasi buruk yang telah dijelaskan, tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan, dan kami terus mendukung ini,” kata pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi Benedetta Allegranzi pada Selasa (7/7).

Baca Juga

Pimpinan teknis WHO untuk pandemi Covid-19 Maria Van Kerkhove mengungkapkan, lembaganya telah mengulas tentang kemungkinan penularan virus melalui udara. “Kami telah membicarakan tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode penularan Covid-19,” ujarnya.

Van Kerkhove mengatakan, WHO akan memublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum penjelasan tentang cara penularan virus dalam beberapa hari mendatang. Menurutnya, paket intervensi yang komprehensif diperlukan untuk dapat menghentikan penularan.

"Ini tidak hanya mencakup jarak fisik, tetapi juga penggunaan masker yang sesuai dalam pengaturan tertentu, khususnya di mana Anda tidak dapat melalukan jarak fisik, terutama bagi petugas kesehatan,” ucap Van Kerkhove.

Sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara telah mengirim surat terbuka kepada WHO. Dalam surat itu, mereka menguraikan bahwa Covid-19 dapat menyebar melalui udara.

Partikel cairan kecil yang dikeluarkan orang positif Covid-19 diklaim dapat bertahan lama di udara. Dengan demikian, ketika seseorang menghirupnya, dia secara otomatis tertular.

“Kami ingin mereka (WHO) mengakui bukti. Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah, tapi kami merasa kami harus melakukannya secara publik karena mereka menolak untuk mendengar bukti setelah banyak percakapan dengan mereka,” kata ahli kimia dari University of Colorado Jose Jimenez, salah satu ilmuwan yang menandatangani surat terbuka untuk WHO.

Jimenez mengatakan, panel WHO menilai bukti tentang penularan melalui udara tidak beragam secara ilmiah. Selain itu, ahli dalam penularan aerosol minim.

Jimenez menjelaskan, secara historis, telah ada pertentangan sengit dalam profesi medis terhadap gagasan transmisi aerosol. Standar pembuktian terkait hal itu telah ditetapkan sangat tinggi, namun kekhawatiran utama adalah kepanikan.

"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak pergi ke rumah sakit. Atau orang akan membeli semua masker N95 yang sangat protektif dan tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang,” ujar Jimenez.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement